Peta Pulau Batam dan Bintan, Sumber: Setkab
SCHOOLMEDIA NEWS, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini sedang menyiapkan kajian pembangunan Jembatan Batam - Bitan (Babin) di Kepulauan Riau (Kepri). Jembatan tersebut nantinya akan memiliki banyak fungsi, di antaranya meningkatkan konektivitas, mengurangi biaya logistik di Kepri dan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh.
“Pembangunan Jembatan Babin, direncanakan mulai dibangun pada tahun 2020, tentunya didasarkan kelayakan teknis dan ekonomisnya,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagaimana dilansir dari laman Kementerian PUPR, Kamis, 11 Juli 2019.
Manfaat lain dari pembangunan jembatan ini, kata Basuki, juga mampu mendukung kawasan industri serta pariwisata di Pulau Galang dan Bintang. Wilayah tersebut berdekatan dengan Singapura.
Baca juga: Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Ini 3 Usulan Proyek Gubernur Jatim
Terkait dengan pembangunan ini, Basuki menjelaskan, pihaknya sempat bertanya kepada Duta Besar Indonesia di Singapura. Ia mengatakan, bahwa saat ini Singapura sedang membangun Terminal 5 Changi (Bandara International Changi) yang intermoda sampai ke Bintan. Sehingga, kata Basuki, jembatan itu sangat mendukung pertumbuhan kedua negara.
Sementara Presiden Joko Widodo, menurut Basuki, telah memutuskan bahwa proses pembangunan konstruksi jembatan Batam-Bintan membutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun.
“Saat ini Kementerian PUPR tengah menyusun Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) yang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2019,” ujar Basuki.
Basuki memperkirakan, biaya pembangunan Jembatan Babin itu akan mencapai Rp 3 triliun – Rp 4 triliun dengan skema tahun jamak (multiyears contrac).
Namun Basuki menekankan hitungan tersebut tergantung pada hasil DED yang tengah disusun Kementerian PUPR.
Terkait pembiayaan pembangunan jembatan ini, Basuki menjelaskan, Pemerintah juga membuka peluang partisipasi Badan Usaha dalam bentuk Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Atas rencana pembangunan Jembatan Babin, Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah menindaklanjuti dengan melakukan survei lapangan dan kajian terkait keterpaduan dengan pengembangan wilayah/kawasan serta daya dukung.
Survei dilakukan secara bertahap dengan meninjau landing point rencana kaki Jembatan Babin di sisi Bintan (Tanjung Uban) untuk rencana trase lama/awal. Kemudian akan dilanjutkan dengan susur landing point di sisi Kabil, yakni di Pulau Tanjung Sauh, Pulau Ngenang dan di Tanjung Uban.
Kepala BPIW Hadi Sucahyono mengatakan pembangunan Jembatan Babin membutuhkan perhatian semua pihak karena telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 dan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sumatera.
Baca juga: Pemerintah Berikan Insentif Pengurangan Pajak Penghasilan Bruto 100 Persen untuk Industri
Pembahasan pembangunan Jembatan Babin akan dilakukan BPIW bersama seluruh stake holder (pemangku kepentingan) untuk membahas aspek-aspek teknis terkait informasi dari aspek geologi. Selain itu juga memperhatikan design teknis jembatan karena melalui palung yang dalam serta aspek nilai tambah dan manfaat pembangunan jembatan.
“Diharapkan pembangunan Jembatan Batam Bintan ini semakin membuka peluang pengembangan kegiatan wisata yang bertumpu pada keindahan alam, sehingga dimensi daya dukung lingkungan termasuk penataan kawasan permukiman nelayan seyogyanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan,” tutur Hadi Sucahyono.
Survei dan kajian yang komprehensif mengenai rencana pembangunan jembatan Babin, kata Hadi, terus dilakukan mengingat karakteristik wilayah yang berbentuk kepulauan.
Jembatan Babin memiliki empat tapak (pilar) utama yang memanjang dari barat ke timur mulai Tanjung Talok Pulau Batam, Pulau Ngenang, Pulau Tanjung Sauh, dan di Kecamatan Seri Kuala Lobam di Pulau Bintan.
Jembatan ini memiliki panjang 7.035 meter . Tahapan pembangunannya terbagi menjadi 3 trase, yakni trase pertama menghubungkan Pulau Batam ke Pulau Tanjung Sauh sepanjang 2.124 meter, trase kedua yakni Pulau Tanjung Sauh ke Pulau Buau sepanjang 4.056 meter dan trase ketiga yakni Pulau Buau ke Pulau Bintan sepanjang 855 meter.
Tinggalkan Komentar