Cari

Pembelajaran Koding Membentuk Kemampuan Fondasi Anak Menghadapi Era Digital Dengan Keterampilan Abad 21

Pembelajaran Koding Membentuk Kemampuan Fondasi Anak Menghadapi Era Digital Dengan Keterampilan Abad 21


Schoolmedia News Jakarta – Pembelajaran koding di PAUD perlu didukung dengan pemahaman dan keterampilan guru tentang koding baik pendekatan unplugged maupun
plugged secara kuat. Plugged merupakan pembelajaran koding dengan menggunakan perangkat terhubung dengan listrik, seperti; komputer atau tablet, untuk mengembangkan kemampuan kodingbagi anak usia dini.

Sedangkan Unplugged Coding merupakan pembelajaran koding yang tidak menggunakan perangkat terhubung dengan listrik atau tanpa layar (screen free), melainkan menggunakan aktivitas seperti permainan, puzzle, kegiatan seni, dan ragam aktivitas lainnya untuk mengembangkan kemampuan koding bagi anak usia dini.

Pada satuan PAUD, anak usia dini perlu distimulasi berpikir komputasional yang sesuai tahapan perkembangan berpikirnya serta pengalaman langsung (hands on experiences). Oleh karena itu, pendekatan
yang diutamakan adalah secara unplugged (tanpa perangkat digital) dan berfokus pada kegiatan bermain yang menyenangkan dan sederhana.

“Jika pendekatan secara plugged akan digunakan maka guru perlu mendapatkan pelatihan khusus agar pembelajaran tetap sesuai dengan perkembangan usia
anak,” ujar Dr. Rudyanto, M.Pd – Praktisi PAUD dan Dosen Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Dalam Kegiatan Penguatan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Jakarta, Selasa (24/6).

Dalam era digital yang semakin mendominasi berbagai aspek kehidupan, pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu merespons perubahan ini dengan memberikan bekal literasi digital yang tepat sejak dini. Salah satu pendekatan strategis adalah melalui pembelajaran koding yang dirancang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Koding tidak sekadar tentang belajar bahasa pemrograman, tetapi lebih dari itu: ia adalah sarana melatih berpikir kritis, kreatif, logis, dan kolaboratif.

“Keterampilan Abad 21 Anak Usia Dini adalah serangkaian kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan sejak dini agar anak siap menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Keterampilan ini mencakup kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, serta keterampilan literasi digital dan sosial emosional,” ujar Rudyanto.

Dikatakan dalam konteks pendidikan anak usia dini (PAUD), keterampilan ini ditanamkan melalui permainan yang bermakna, kegiatan eksploratif, dan pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Tujuannya adalah membentuk anak yang adaptif, mampu memecahkan masalah, dan memiliki kecerdasan sosial dalam dunia yang semakin terhubung secara digital dan global.

Koding Sebagai Cikal Bakal Literasi Digital Anak

Digitalisasi telah mengubah cara manusia berkomunikasi, bekerja, dan memecahkan masalah. Anak-anak perlu dibekali dengan kemampuan berpikir komputasional, kemampuan mengenal data, serta keterampilan memecahkan masalah sejak dini. Koding merupakan medium yang efektif untuk menanamkan keterampilan ini, sekaligus membangun kesiapan anak menghadapi tantangan dunia digital yang kompleks dan tidak pasti.

Pembelajaran koding juga sejalan dengan strategi pembelajaran mendalam yang menempatkan anak sebagai pusat proses belajar. Suasana belajar yang mindful, meaningful, dan joyful akan memperkuat pengalaman anak dan mendorong pembentukan karakter serta pemahaman konseptual yang kokoh. Koding, dalam konteks ini, bukan sekadar alat teknis, tetapi menjadi pendekatan pendidikan holistik yang mengintegrasikan olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olahraga.

Pendekatan Plugged dan Unplugged: Sesuai Tahap Perkembangan Anak

Koding untuk anak usia dini dapat dilakukan melalui dua pendekatan:

Plugged: Menggunakan perangkat seperti komputer atau tablet untuk mengenalkan konsep pemrograman interaktif.

Unplugged: Tanpa perangkat digital, tetapi melalui permainan, teka-teki, kegiatan seni, dan aktivitas fisik yang merangsang kemampuan berpikir logis dan kreatif.

Kedua pendekatan ini saling melengkapi dan dapat dipilih sesuai konteks serta kesiapan fasilitas satuan PAUD.

Landasan Filosofis dan Teoritis yang Kuat

Pembelajaran koding dalam pendidikan anak usia dini memiliki akar kuat dalam berbagai teori pendidikan:

Konstruktivisme (Piaget & Vygotsky): Anak belajar melalui eksplorasi aktif dan pemecahan masalah.

Project-Based Learning & Hands-on Learning (John Dewey): Anak belajar melalui pengalaman langsung yang bermakna.

Problem-Based Learning: Anak dilatih menyelesaikan masalah melalui pendekatan kritis dan reflektif.

Teori Kecerdasan Majemuk (Howard Gardner): Koding mengakomodasi berbagai jenis kecerdasan, seperti logis-matematis, visual-spasial, interpersonal, dan lainnya.

Manfaat Pembelajaran Koding untuk Anak Usia Dini

Kegiatan koding memberi stimulasi menyeluruh pada aspek perkembangan anak, antara lain:

1. Aspek Kognitif

Berpikir logis dan pemecahan masalah

Analitis dan memahami konsep abstrak

2. Aspek Bahasa

Menyampaikan ide secara verbal atau tertulis

Mengenal simbol, perintah, dan sekuens

3. Aspek Sosial-Emosional

Kerja sama dan kolaborasi

Melatih ketekunan dan daya juang

4. Aspek Nilai Moral dan Agama

Mengajarkan kejujuran dan kebenaran: kode yang tidak benar tidak akan berhasil

Menumbuhkan tanggung jawab untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat

Mengelola kegagalan dan membangun kesabaran

Dengan pendekatan yang tepat, koding dapat menjadi alat pendidikan karakter dan nilai, bukan sekadar keterampilan teknis.

Urgensi Panduan Sistematis

Mengacu pada manfaat dan potensi luar biasa dari pembelajaran koding untuk anak usia dini, dibutuhkan panduan sistematis, komprehensif, dan aplikatif. Panduan ini akan membantu pendidik, orang tua, dan mitra PAUD dalam merancang kegiatan koding yang selaras dengan karakteristik anak.

Panduan ini juga diharapkan mampu memastikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan mengakses pendidikan bermutu, sekalipun berasal dari wilayah yang minim fasilitas teknologi.

Pembelajaran koding bukanlah tuntutan zaman yang bersifat teknis semata, melainkan bentuk investasi jangka panjang untuk membekali anak dengan cara berpikir, bertindak, dan bersikap yang selaras dengan dinamika global. Dengan memberikan ruang eksplorasi koding sejak usia dini, kita sedang membangun generasi yang siap menghadapi masa depan dengan percaya diri, kreatif, dan berakhlak mulia.

Peliput : Eko B Harsono


Lipsus Sebelumnya
Menlu: Sebanyak 93 WNI Berhasil Dievakuasi Melewati Perbatasan Iran-Azerbaijan

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar