Cari

Belajar Wirausaha, Negara-negara Asia-Pasifik Kunjungi Berbagai IKM di Indonesia

Capacity Building Program on Enchanting The Development of Small and Medium Industri 2019 berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, pada 2-13 Juli 2019, Foto: Kemenperin

 

Anggota negara-negara wilayah Asia-Pasifik yang tergabung dalam Combo Plan saat ini mengikuti pelatihan tentang Industri Kecil dan Menengah di beberapa daerah di Indonesia. Combo Plan adalah organisasi regional untuk memperkuat ekonomi dan sosial di wilayah tersebut. 

“Tahun ini adalah yang keempat kalinya Indonesia menjadi tuan rumah. Kami berharap, pelatihan ini dapat diimplementasikan dengan baik sehingga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di negara-negara Colombo Plan tersebut,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Surabaya, Rabu, 3 Juli 2019.

Ia mengatakan hal tersebut saat membuka kegiatan bertajuk Capacity Building Program on Enchanting The Development of Small and Medium Industri 2019. Program ini merupakan program pelatihan dalam kerangka Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KSST).

Menurut Gati, Kemenperin melalui Ditjen IKMA telah berpartisipasi aktif dalam KSST sejak tahun 2012 melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk negara-negara seperti Liberia, Mozambik, Laos, dan Republik Seychelles.

“KSST menjadi salah satu bentuk kerja sama Indonesia dalam pembangunan internasional yang membantu negara-negara berkembang lainnya dengan cara berbagi pengetahuan melalui mekanisme bilateral atau triangular,” kata Gati.

 

Baca juga: Kuatkan Sinergi Ekonomi Digital dengan Arab, Menkominfo Bertolak ke Riyad Hari Ini

 

Gati menjelaskan, para peserta anggota Colombo Plan ini mengikuti pelatihan sejak 2-13 Juli 2019 di Surabaya. Kesembilanbelas peserta itu berasal dari Bangladesh, Bhutan, Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, Iran, Malaysia, Brunei, Maladewa, India, dan Indonesia.

“IKM telah menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat di sebagian besar negara anggota Colombo Plan. Untuk itu, tugas kami sebagai pemerintah untuk memberikan dukungan terbaik bagi mereka dalam pengembangan bisnis khususnya di sektor IKM," ujar Gati.

Selain mendapat sesi kelas mengenai perkembangan IKM di Indonesia, Gati melanjutkan, peserta juga diajak mengikuti workshop pembuatan sepatu di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Jawa Timur. BPIPI merupakan unit di bawah Ditjen IKMA.

“Para peserta pun akan mengunjungi Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Industri Makanan, Minuman dan Kemasan di Jawa Timur dengan kegiatan pengamatan layanan keliling dan mini workshop pembuatan makanan ringan sehat,” ujar Gati.

Para peserta, kata Gati, akan mendatangi PT Legong Bali (industri menengah aneka kerupuk), Verne Indonesia (IKM tas), Dientje Aksesories (IKM perhiasan), Fashion Shoes (IKM sepatu), Batik Negi (IKM batik), dan Sokressh (IKM makanan ringan dari apel).

“Para peserta juga akan melakukan kunjungan budaya ke Mojokerto untuk mengenal sejarah Kerajaan Majapahit di Museum Trowulan Majapahit, dan berkeliling ke sejumlah candi seperti Candi Bajang Ratu, Candi Tikus dan Candi Gentong. Terakhir, peserta dibawa mengenal pembudidayaan Apel Malang dan pembuatan makanan ringan dari buah kebanggaan Jawa Timur itu,” kata Gati.

Dengan mengusung tema "Pemberdayaan IKM melalui Layanan Pengembangan Bisnis", pihaknya berharap peserta mendapat wawasan dan bisa berbagi pengalaman di dua tempat, yaitu BPIPI Sidoarjo serta UPT Industri Makanan, Minuman, dan Kemasan di Jawa Timur.

“Keduanya telah terbukti memiliki layanan yang sangat baik bagi pelaku IKM untuk pembuatan sepatu, makanan dan minuman serta pengemasan, terutama di Jawa Timur,” tuturnya. 

Gati juga menjelaskan, saat ini dunia telah memasuki era ekonomi digital, di mana model bisnis yang paling banyak dijalankan didasarkan pada teknologi informasi dan komunikasi.

“Maka itu, selain menerapkan industri 4.0 di lini produksi, dukungan teknologi informasi dan internet juga dibutuhkan IKM dalam pemasaran,” kata Gati.

 

Baca juga: Agar Terserap Industri, Bantul Dorong Lulusan SMK Ikuti Pelatihan Kerja Lembaga Terakreditasi

 

IKM saat ini dapat menggunakan berbagai cara pemasaran dan mendapatkan banyak pilihan untuk menjual produk mereka dengan biaya lebih rendah melalui marketplace dan media sosial.

“Kami telah mengembangkan kebijakan untuk lebih membantu IKM mempromosikan produk melalui marketplace yang disebut e-Smart IKM. Program ini memungkinkan IKM mengakses pasar yang lebih besar melalui e-commerce. Sistem terdiri dari basis data IKM dalam bentuk direktori data dan produk,” kata Gati.

Ia juga berharap, program pelatihan IKM bagi peserta dari Colombo Plan ini akan bermanfaat dan memberi perspektif baru untuk pengembangan IKM di negara masing-masing. 

“Kami optimistis bahwa program kami ini akan terus berkontribusi pada penguatan KSST serta memperkuat persahabatan antara Indonesia dengan negara-negara anggota Colombo Plan lainnya," kata Gati.

Lipsus Selanjutnya
BKKBN: Perempuan Berperan Penting dalam Ketahanan Keluarga
Lipsus Sebelumnya
Ini 4 Sektor Potensial untuk Investasi Kata Gubernur BI!

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar