Cari

10 Meninggal, 50 Dinyatakan Hilang dan 1.216 Jiwa Mengungsi Akibat Tanah Longsor di Natuna

 

 

Schoolmedia News Jakarta ---- Bencana tanah longsor menimpa warga Natuna. Gerakan tanah itu mengakibatkan 10 orang meninggal, dan diperkirakan setidaknya 50 orang masih dinyatakan hilang.

Pemerintah setempat melaporkan ada 1.216 orang mengungsi ke tempat aman karena masih terjadi longsor susulan.

Badan Geologi mengimbau warga yang berada dekat alur aliran bahan rombakan untuk selalu waspada terkhusus saat hujan maupun setelah hujan deras yang berlangsung lama, karena daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan.

Selain itu, kegiatan penanganan longsoran agar memperhatikan cuaca dengan tidak melakukan penanganan saat hujan dan setelah hujan deras sebab daerah itu masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan yang bisa menimpa petugas.

Kemudian, pemasangan rambu rawan bencana longsor di sekitar lokasi yang longsor untuk meningkatkan kewaspadaan.

Selanjutnya, meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana akibat gerakan tanah.

"Masyarakat setempat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," pungkas Sugeng.

Sebelumnya, longsor besar menimbun satu kampung akibat puncak bukit berubah menjadi sungai yang membawa material tanah di Natuna, Kepulauan Riau, pada pukul 11.15 WIB, Senin (6/3/2023).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto terbang ke Natuna, Kepulauan Riau, guna melihat situasi dan kondisi pascabencana tanah longsor serta memastikan penanganan darurat dapat berjalan dengan baik pada Selasa (7/3/2023).

Kepala BNPB terbang dari pangkalan udara TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 13.20 WIB menggunakan pesawat Hercules C-130 dan dijadwalkan tiba di Lanud Sadjad Ranai, Natuna pada sore hari.

Setibanya di Natuna, Kepala BNPB akan memimpin rapat penanganan darurat bencana tanah longsor bersama seluruh unsur forkopimda Kabupaten Natuna.

Turut serta bersama dengan rombongan meliputi Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Abdul Muhari, tenaga ahli BNPB dan staf khusus.

Guna mendukung upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi, BNPB turut mendatangkan tim BASARNAS dan relawan penanggulangan bencana dalam satu manifest.

Sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan darurat tanah longsor, BNPB juga membawa beberapa logistik dan peralatan yang meliputi tenda pengungsi 4 buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman, matras 500 kasman, genset listrik ukuran 2 kva 15 unit, paket makanan 1.500, paket rendang 1.500, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah.

Di samping itu BNPB juga akan menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat.

Bencana tanah longsor telah merenggut 10 korban jiwa, 42 orang dinyatakan hilang dan 5 luka berat dan 3 luka ringan pada Senin (6/3/2023).

Selain itu sebanyak 1.216 jiwa mengungsi dengan rincian 219 jiwa di PLBN, 215 jiwa di Puskesmas, 500 jiwa di pelimpak dan masjid serta 282 jiwa di SMA 1 Serasan.

Lipsus Selanjutnya
Transformasi Pendidikan Lewat SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi
Lipsus Sebelumnya
Sanitasi Layak Anak Bisa Turunkan Stunting

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar