Schoolmedia News Jakarta --- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyampaikan duka mendalam atas terjadinya gempa bumi di Cianjur yang mengakibatkan banyak korban meninggal. Data dari pemerintah Kabupaten Cianjur per tanggal 21 November 2022, tercatat 162 orang meninggal dan mayoritas diantaranya adalah anak-anak. Merespon hal itu, KemenPPPA telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi korban anak dan perempuan di lapangan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta pencarian diprioritaskan bagi korban gempa Cianjur yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Penanganan tanggap bencana, kata Muhadjir, memprioritaskan korban secara paralel.
"Kita prioritaskan menggali timbunan-timbunan yang diperkirakan ada korban hidup. Kita targetkan hari ini selesai. Mudah-mudahan masih bsia diselamatkan," ucap Muhadjir melalui keterangan tertulis, Selasa (22/11/2022).
Hal itu disampaikan Muhadjir usai melakukan koordinasi tanggap bencana Gempa Bumi Kabupaten Cianjur, bersama Bupati Cianjur, Gubernur Jawa Barat, Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Kepala BMKG, KASAD, dan jajaran BPBD, di Kantor Bupati Cianjur, pada Selasa (22/11/2022).
Muhadjir juga akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk membantu tenaga kesehatan ke posko.
Langkah ini dilakukan agar para tenaga kesehatan bisa menangani korban cedera parah dan penanganan penyakit di posko pengungsian dengan cepat.
Pihak TNI juga akan membantu membuat RS lapangan untuk menangani korban.
"Kami atas nama pemerintah mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya dan ikut prihatin atas kejadian yang diluar kehdendak kita semua. Mudah-mudahan mereka yang menjadi korban meninggal dalam keadaan syahid. Keluarga yang ditinggalkan bisa tabah tawakal dan bisa segera bangkit kembali dari keprihatinan dan trauma yang ada," jelas Muhadjir.
KemenPPPA Siapkan Layanan Psikologis
“Saat ini KemenPPPA telah menerjunkan tim untuk memantau langsung kondisi di lapangan dan mengupayakan penanggulangan bencana yang ramah terhadap anak dan perempuan, termasuk mendukung penyediaan data kelompok beresiko, dan melakukan pendampingan anak dan perempuan di lokasi bencana sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi tanggal 21 November 2022 yang diselenggarakan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Hal tersebut dilaksanakan karena anak dan perempuan lebih rentan terhadap kasus kekerasan di lokasi pengungsian, dan memiliki kebutuhan spesifik yang perlu dipenuhi meskipun dalam kondisi bencana,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar.
Tim Layanan KemenPPPA juga telah menyiapkan 100 paket bantuan kebutuhan spesifik bagi anak berusia 0-2 tahun sebanyak 24 paket, 3-7 tahun sebanyak 20 paket, 8-18 tahun sebanyak 56 paket. Adapun paket bantuan spesifik tersebut terdiri dari popok bayi, biskuit, bubur bayi, susu bubuk, masker anak, pembalut, peralatan sanitasi, mainan kayu dan peralatan sholat.
Nahar menyatakan anak-anak yang meninggal dan terdampak luka akibat bencana alam memerlukan perlindungan khusus, tidak terkecuali kelompok perempuan. Dalam kondisi bencana, perempuan dan anak menjadi kelompok rentan sehingga pemerintah daerah setempat diharapkan memberikan perhatian khusus. Oleh karenanya, Nahar mendorong pemerintah daerah setempat untuk menyiapkan pos ramah perempuan dan anak di kawasan pengungsian gempa Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022.
“Segera setelah terjadi gempa, KemenPPPA melalui tim layanan SAPA telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPPA) Provinsi Jawa Barat. Kami mendorong pemerintah daerah setempat agar dapat memberikan respon penanggulangan bencana yang ramah terhadap kelompok rentan, anak, perempuan, lansia dan disabilitas, salah satunya melalui penyediaan pos bencana ramah perempuan dan anak di lokasi pengungsian,” ungkap Nahar.
Nahar mengungkapkan pos bencana ramah perempuan dan anak adalah bentuk respon cepat pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap anak dan perempuan sebagai kelompok yang lebih rentan terhadap kasus kekerasan pasca terjadinya bencana alam dan memerlukan kebutuhan spesifik.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar