Schoolmedia News Jakarta ---- Terdapat lima Gerakan Nasional Revolusi Mental yaitu Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Mandiri, Gerakan Indonesia Tertib, dan Gerakan Indonesia Bersatu yang saat ini masih kurang aksentuasi di tengah masyarakat.
Hal ini sangat disayangkan masih terasa fokus utama pemerintah saat ini adalah pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045.
Tenaga kependidikan memiliki peranan penting dalam upaya mengimplementasikan dan menanamkan nilai-nilai revolusi mental melalui pendidikan karakter. Nilai-nilai etos kerja, gotong-royong, integritas, patut dikenalkan sejak dini pada anak.
Untuk mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045, Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional Revolusi Mental sesuai Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi mendorong supaya kelima gerakan tersebut dapat di implementasikan dengan melibatkan berbagai unsur khususnya para mahasiswa yang menjadi pemimpin bangsa di masa yang akan datang.
"Saya mendorong agar lima gerakan tersebut dapat diaktualisasikan di daerah. Dengan melibatkan semua unsur masyarakat, lebih khusus lagi para mahasiswa, yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan," jelasnya saat memberikan sambutan pada Kuliah Umum Internalisasi Revolusi Mental di Universitas Tanjungpura, Kamis (22/9).
Lebih lanjut, Menko Muhadjir juga memberikan semangat kepada seluruh mahasiswa Universitas Tanjungpura untuk mempunyai mimpi yang besar dalam membangun bangsa Indonesia ke depannya.
"Pokoknya kalian harus mempunyai mimpi yang besar sejak kalian menjadi mahasiswa saat ini. Karena kalian lah generasi penerus yang akan mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045," ucapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Rektor Universitas Tanjungpura Garuda Wiko juga memiliki harapan yang besar kepada para mahasiswa untuk menguasai kemampuan hardskill dan softskill sebagai upaya membentuk sumber daya manusia unggul.
"Saya memiliki harapan yang besar kepada para mahasiswa untuk dapat menguasai baik itu kemampuan _hardskill_ maupun _softskill_ sehingga menjadi manusia yang unggul dan berdaya saing dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," katanya.
Revolusi mental berperan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup menuju masyarakat Indonesia yang berdikari, berdaulat, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bukan hal baru dalam dunia pendidikan. Tenaga kependidikan memiliki peranan penting dalam upaya mengimplementasikan dan menanamkan nilai-nilai revolusi mental melalui pendidikan karakter.
Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini. Pada masa itu, nilai-nilai yang diajarkan adalah cara bersosialisasi, berkomunikasi, interaksi, dan kemampuan menjadi anak mandiri dalam segala hal. Nilai-nilai revolusi mental, etos kerja, gotong-royong, dan integritas harus dapat ditularkan kepada peserta didik sehingga membentuk karakter kuat generasi Bangsa Indonesia di kemudian hari.
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga (Deputi RMPKPO), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Didik Suhardi menandaskan satuan pendidikan patut merencanakan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar.
“Pendidikan yang direncanakan harus sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan tidak bersifat normatif, “tuturnya dalam Audiensi dengan Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Senin (21/02). Menurut Didik, Penguatan pendidikan karakter memerlukan evaluasi agar dampaknya terukur. “Sehingga best practises yang terbukti efektif mengembangkan karakter baik dapat diimplementasikan di satuan pendidikan lainnya, “imbuhnya.
Menjawab hal ini, kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbudristek, Hendarman menyatakan pihaknya telah menjalankan berbagai strategi dan program terkait penguatan karakter di Masyarakat. “Semuanya memiliki indikator dan indeks capaian yang terukur, “jelasnya seraya menambahkan Puspeka berkomitmen melakukan penguatan karakter peserta didik yang beracuan pada 6 Profil Pelajar Pancasila
Enam Profil Pelajar Pancasila yakni beriman bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong Royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Hal ini mencerminkan sistem pemetaan mutu pendidikan nasional untuk bisa mengukur nilai-nilai Pancasila.
Kemdikbudristek ditegaskan pula akan membasmi tiga dosa dalam sistem pendidikan nasional. Ketiganya yakni intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual. Tiga dosa ini tak hanya menghambat terwujudnya lingkungan belajar yang baik, tetapi juga memberikan trauma yang bahkan dapat bertahan seumur hidup seorang anak. Untuk itu, pihaknya melakukan banyak upaya sosialisasi dan kampanye untuk memberikan upaya edukasi.
Kemenko PMK mengapresiasi atas berbagai upaya yang dilakukan Puspeka terkait upaya penguatan karakter dalam sistem pendidikan nasional. Ke depan, diharapkan konten-konten edukasi itu bisa menjadi jembatan internalisasi nilai-nilai revolusi mental. Untuk itu, Didik mengharapkan agar terjadi sinergi antara Kemenko PMK d dan Puspeka untuk mengembangkan berbagai upaya penguatan pendidikan karakter.
Disamping itu, Menko Muhadjir juga melakukan kegiatan penanaman pohon di kawasan Edueco Creative Hub Universitas Tanjungpura. Jenis bibit yang ditanam yaitu Pohon Meranti Merah atau dikenal dengan Tengkawang Tungkul sebanyak 20 ribu bibit yang merupakan tumbuhan endemik Pulau Kalimantan.
Pada kegiatan tersebut turut dihadiri pula oleh Wakil Bupati Bengkayang Syamsu Rizal, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Perwakilan Universitas Anggota Asosiasi Program Studi Ilmu Politik (APSIPOL) se-Indonesia, serta seluruh Civitas Akademika Universitas Tanjungpura
Tinggalkan Komentar