Schoolmedia News Jakarta ---- Peran sentral serta kiprah Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) serta sejumlah organisasi profesi pendidik dan tenaga kependidikan serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya dalam ikut serta meningkatkan akses layanan PAUD sudah tidak diragukan lagi. Namun demikian, seiring berjalannya waktu, tuntutan masyarakat saat ini bukan lagi sekedar kemudahan mendapatkan akses, tetapi sudah meningkat pada tuntutan akan tersedianya layanan PAUD yang bermutu atau PAUD Berkualitas.
"Kami seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di HIMPAUDI mempunyai komitmen besar untuk mewujudkan PAUD Berkualitas dan ikut mensuskseskan Implementasi Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah melalui Kemendikbudristek," ujar Ketua Umum Pengurus Pusat HIMPAUDI, Prof DR Netty Herawati kepada media disela acara upacara peringatan 17 Tahun HIMPAUDI di Lapangan Irti Monumen Nasional (Monas), Rabu (31/8).
PAUD berkualitas adalah satuan PAUD yang memiliki lingkungan belajar yang aman, nyaman dan mampu memfasilitasi anak agar berkembang dengan utuh dan siap bersekolah. PAUD berkualitas ini memiliki empat elemen. Pertama, kualitas proses pembelajaran, artinya proses pembelajaran harus dapat memastikan terjadinya stimulasi yang mampu meningkatkan perkembangan anak pada aspek kognitif, bahasa dan literasi, sosial emosional, motorik kasar dan halus; serta mampu menanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti dan perilaku hidup bersih sehat.
Kedua, kemitraan dengan orangtua/wali. Kemitraan antara satuan PAUD dengan orangtua/wali menjadi kunci kesinambungan antara kegiatan bermain dan nilai-nilai yang dikenalkan di satuan PAUD dan di rumah. Ketiga, dukungan pemenuhan kebutuhan esensial anak di luar pendidikan. Satuan PAUD perlu didorong untuk bermitra dengan beragam unit di komunitasnya dalam memastikan pemenuhan layanan pendidikan, kesehatan, perlindungan dan kesejahteraan anak.
Keempat, kepemimpinan dan Pengelolaan Sumber Daya. Elemen keempat ini merupakan kunci agar satuan PAUD berkualitas mampu mendukung pemenuhan ketiga elemen layanan lainnya.
Di dalam skema “Transformasi Sekolah menuju PAUD Berkualitas”, ke empat elemen kualitas layanan proses pembelajaran dan kualitas layanan pengelolaan di atas merupakan sebuah proses. Sementara itu, posisi pendidik merupakan komponen input yang sangat menentukan perwujudan PAUD Berkualitas. Dengan kata lain, pendidik adalah fondasi dari PAUD Berkualitas. Untuk hajat itulah, maka peran penting HIMPAUDI menjadi sangat terasa dibutuhkan.
Kapasitas, kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan pendidik perlu menjadi perhatian semua pihak yang berkepentingan agar layanan PAUD Berkualitas dapat diwujudkan. Hal ini pula lah yang menjadi salah satu perhatian kita dalam Usulan Rancangan Undang-Undang Sisdiknas, yaitu bagaimana kita berupaya memperjuangkan profesi pendidik PAUD. Dalam konteks ini, termasuk memperjuangkan PAUD sebagai jenjang pendidikan, dan melepaskan dikotomi PAUD formal dan non formal dalam layanan untuk anak usia 3 – 5 tahun.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr Iwan Syahril menyampaikan selamat kepada HIMPAUDI yang telah 17 Tahun menjadi mitra pemerintah berkiprah mewujudkan PAUD Berkualitas. Selain PAUD Berkualitas, di dalam kesempatan ini, izinkan Himpaudi juga dtiitipkan implementasi kebijakan Merdeka Belajar dan Kurikulum Merdeka. Selain karena adanya malpraktik pembelajaran PAUD di lapangan, kurikulum merdeka adalah jawaban atau solusi terhadap terjadinya krisis pembelajaran di Indonesia yang telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun, terutama akibat Covid-19," ujarnya.
Banyak yang mananyakan bagaimanakah Karakteristik Kurikulum Merdeka? Kurikulum Merdeka pada dasarnya merupakan kurikukum yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Lebih sederhana dan mendalam. Artinya belajar menjadi lebih mendalam, bermakna,tidak terburu-buru dan menyenangkan. Kegiatan bermain bermakna sebagai proses belajar yang utama, di mana jelas terlihat keterkaitan kegiatan dengan tujuan pembelajaran, serta juga menggunakan sumber belajar nyata dari lingkungan sekitar. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan buku bacaan anak atau dukungan teknologi.
- Lebih Merdeka. Artinya: anak tetap dapat memilih kegiatan pembelajaran sesuai minat,bakat, dan aspirasinya, guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan anak, satuan PAUD memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakter Satuan PAUD dan peserta didiknya.
- Lebih relevan dan interaktif. Penandanya adalah pembelajaran melalui kegiatan projek(Pembelajaran Berbasis Projek) yang memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
Pertanyaan yang juga sering muncul adalah apakah satuan PAUD wajib menggunakan kurikulum merdeka? Untuk menjawab hal tersebut, telah terbit Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 yang mengamanatkan bahwa ;
- Pemerintah tidak mewajibkan satuan PAUD untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, dan
- Implementasi Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan dengan kesiapan masing-masingsatuan PAUD.
Ada 3 alternatif yang dapat dipilih satuan pendidikan, yaitu:
- Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh
- Menggunakan Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan
- Menggunakan Kurikulum Merdeka
Penulis Eko
Tinggalkan Komentar