Schoolmedia News Jakarta --- Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek, Franka Makarim menjelaskan betapa penting peran keluarga dalam perjalanan hidupnya meraih kesuksesan. “Saya selalu yakin bahwa tidak ada mimpi yang tidak mungkin selama kita punya niat yang kuat untuk meraihnya. Selain itu, dukungan dari orangtua, keluarga, dan teman-teman juga merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya sebagai salah satu narasumber dalam gelar wicara “Tidak Ada Mimpi yang Tidak Mungkin”.
Franka Makarim mengungkapkan bahwa dirinya mendapat dukungan luar biasa dari keluarga besarnya sejak kecil. “Orang tua saya selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian, seperti toleransi, gotong royong, mandiri dalam belajar, dan pada saat yang sama, terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kenangnya.
Pusat Pendidikan Karakter Kemendikbudristek menggagas gelar wicara yang menghadirkan narasumber dari kalangan pejabat Kemendikbudristek serta kelas daring dengan narasumber praktisi untuk berbagi kisah inspiratif seputar perjalanan hidup mereka menerapkan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam meraih cita-cita. Salah satu nilai Pancasila yang ditekankan oleh para narasumber adalah gotong royong, khususnya berkaitan dengan keterlibatan orang tua serta anggota keluarga untuk mendukung keberhasilan anak di masa depan.
Festival Generasi Pancasila, terbagi ke dalam tiga kelas bagi peserta didik jenjang PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Pertama, Kelas Generasi Dongeng dengan peserta usia dua s.d. delapan tahun dengan pemateri Kak Iwan, pendongeng dan pemerhati dunia anak, dan psikolog Ayoe Sutomo. Kedua, Kelas Generasi Kreatif dengan peserta usia 9 s.d. 13 tahun yang diisi oleh Stella Nau, pendiri NTT Muda. Ketiga, Kelas Generasi Mandiri dengan peserta usia 14 s.d. 18 tahun dengan pemateri Made Pandhu, pendiri akun kegelisahART.
Menurut Franka, keluarga adalah elemen pendukung yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu ia berharap agar orang tua dapat memahami apa yang menjadi keinginan anak-anaknya, dan mendampingi mereka dalam suka duka meraih cita-cita. “Arahkan dan berikan dukungan, terutama saat anak-anak kita menghadapi kesulitan atau kegagalan,” ujarnya.
Untuk menutup penyampaiannya, Franka Makarim tidak lupa untuk berpesan kepada generasi muda agar selalu berbuat baik kepada sesama serta menghargai dan menghormati orang lain siapapun dan di manapun, karena tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai sendirian.
Pada kesempatan yang sama, Sesjen Suharti juga membagikan pengalamannya belajar dan bekerja dengan penuh semangat seraya terus menjalin persahabatan dan menguatkan gotong royong dengan teman-temannya ketika masih duduk di bangku sekolah. “Hal tersebut membantu saya menggapai cita-cita, mendapatkan beasiswa untuk S1, S2, dan S3. Kalau saya bisa, kalian pasti juga bisa,” pesan Suharti memberikan semangat kepada para peserta Festival Generasi Pancasila.
Sementara itu, psikolog Ayoe Soetomo mengutarakan bahwa peran keluarga, khususnya dalam hal ini orang tua, sangatlah penting dalam tumbuh kembang seorang anak dalam menjadi Pelajar Pancasila. “Peran keluarga dalam tumbuh kembang anak tentunya sangat besar sekali, karena semuanya dimulai dari keluarga. Tentunya keluarga atau orang tua perlu memiliki konsep tentang bagaimana keluarga ini akan dibawa dan kemudian nilai-nilai apa yang harus dimiliki oleh keluarga. Harapannya nilai tersebut adalah nilai kebaikan seperti nilai Pelajar Pancasila,” ucap Ayoe.
Lebih lanjut, Ayoe menuturkan bahwa profil Pelajar Pancasila perlu menjadi pondasi bagi setiap keluarga agar anak-anak Indonesia dapat menjadi generasi yang sehat, cerdas, berprestasi, kreatif, dan mandiri. “Sehingga mereka ini siap untuk bersaing dan menjadi generasi Indonesia yang hebat. Semuanya memang mulai dari keluarga. Keluarga memberikan contoh yang baik, implementasi dengan nilai-nilai yang baik, sehingga kebiasaan-kebiasaan baik itu akan tumbuh pada anak,” ujar Ayoe.
Peran penting orang tua dalam tumbuh kembang anak ditekankan lebih lanjut oleh pemateri Kelas Kreatif, Stella Nau. Pendiri NTT Muda tersebut menekankan bahwa untuk mewujudkan generasi Pancasilais, selain anak-anaknya yang belajar, orang tua juga harus memiliki semangat untuk belajar. Menurutnya, orang tua dan anak-anak harus sama-sama belajar untuk menjadi generasi bangsa yang memiliki karakter sesuai profil Pelajar Pancasila.
“Orang tua juga harus punya semangat untuk belajar. Orang tua harus mencari tahu skill dan informasi yang tepat untuk mengetahui bagaimana anak-anak bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkarakter,” ucap Stela Nau.
Melalui Festival Generasi Pancasila, Kemendikbudristek menekankan kembali pentingnya keterlibatan aktif orang tua dan keluarga dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang bangga dengan Pancasila dan siap menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa depan.
Tinggalkan Komentar