Cari

Tidak Ada Perbedaan Pendapat Betapa Pentingnya PAUD Bentuk SDM Unggul Masa Depan

 

Schoolmedia News Surabaya ----- Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbudristek, Jumeri mengatakan guna menjawab visi masa depan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul terdapat tiga hal besar menjadi tantangan pemangku kepentingan pendidikan, khususnya pemerintah pusat dan daerah yaitu pertama melakukan perluasan akses, kedua meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik dan tiga melakukan pemerataan kualitas pendidikan diseluruh wilayah Indonesia.

Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri menyampaikan hal itu dalam pidato sambutannya ketika membuka Rapat Koordinasi Evaluasi Program dan Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2021 di Surabaya, Selasa (24/11) malam. Hadir pada acara itu Direktur PAUD, Dr Muhammad Hasbi, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan jawa Timur,  Dr Rizky, Koordinator Fungsi Penilaian PAUD, Lestari Koesumawardani dan Koordinator Fungsi Peserta Didik PAUD, Maryana.  Acara dihadiri oleh 246 orang Kepala Sekolah dan Guru Program Sekolah Penggerak PAUD serta 206 Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau yang mewakili.

"Terkaiit perluasan akses yang tertinggal saat ini ternyata di jenjang pendidikan awal (PAUD) dan pendidikan akhir (Perguruan Tinggi). Angka Partisipasi Kasar (APK)  PAUD dan Pendidikan Tinggi jauh tertinggal dari jenjang pendidikan dasar dan menengah. Saat ini untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini tercatat angka partisipasi kasarnya sudah lebih 40 persen, sedangkan dijenjang Pendidikan Tinggi baru mencapai 36 persen. Artinya dari 100 anak yang lulus ditingkat SLTA hanya 36 anak yang masuk perguruan tinggi," ujarnya.

Dikatakan, khusus untuk PAUD pihaknya mengajak seluruh elemen, komponen serta pemangku kepentingan di daerah bersinergi serta berkolaborasi untuk dapat meningkatkan akses layanan serta meningkatkan mutu PAUD. Peran Bunda PAUD di tingkat Provinsi, Kabupaten.Kota, Kelurahan dan Desa dalam mendorong masyarakat membawa anaknya ke PAUD sangat diharapkan. 

"Saat ini tidak ada perbedaan pendapat atau dissenting opinion tentang pentingnya PAUD sebagai pondasi pembentukan SDM unggul masa depan. Karakter, budi pekerti, akhlak serta kecerdasan emosional serta akademik seseorang dibentuk sejak usia dini. Ini tidak terbantahkan dan tidak ada pakar atau ahli yang menyanggah betapa pentingnya PAUD sebagi pendidikan awal manusia," ujarnya,. 

Pandemi Covid-19, lanjut Jumeri telah membuat banyak ketertiggalan secara akademik seluruh anak di dunia termasuk di Indonesia, Berdasarkan hasil penelitian yang diterimanya, disebutkan untuk kelas 1 hingga kelas 3 di Sekolah Dasar seluruh siswa rata-rata tertinggal mata pelajaran hingga enam bulan lamanya, Sedangkan di jenjang PAUD ketertinggalan lebih besar yaitu dua semester belajar, 

"Ini sangat memprihatinkan karena masa diusia PAUD adalah masa yang tidak bisa terulang lagi. Jika di jenjang pendiidkan dasar dan menengah jika tertingal atau putus ditengah jalan masih bisa ikut kesetraan. Untuk PAUD tidak ada program kesetaraan PAUD. Jadi usia emas dijenjang PAUD itu sangat berharga dan tidak bias diulang. Saya ini beruntung dulu TK bisa dua tahun karena belum cukup umur masuk SD maka saya tambah setahun di TK. Saya ingat saat itu kondisi ekonomi keluarga kurang beruntung. Seingat saya saat itu ayah saya sedang bangkrut dan kemudian bangkit lagi. Jadi kenangan dan ingatan saat saya TK itu masih kuat hingga saat ini," ujarnya

Dirjen PAUD Dikdasmen mengingatkan tantangan tahun depan dari sisi anggaran juga sangat berat karena  tahun depan terjadi pemotongan anggaran dibanding tahun depan sangat signifikan. Dan hal ini tidak terelakan sehingga membuat pemerintah memutuskan kebijakan anggaran secara strategis, efektif dan effisen. 

"Pemerintah untuk menjaga stabilitas moneter akibat covid-19 yang mengganggu seluruh sektor kehidupan secar aglobal, setelah empat kali dilakukan pembahasan anggaran, tahun depan yang akan kami kelola hanya 40 persen. Jadi bantuan yang diberikan kepada seluruh satuan pendiidkan tentunya akan sangat bekurang tidak sama lagi seperti tahun ini dan tahun sebelumnya. Namun dana transfer ke daerah tidak dikurangi dan DAK Fisik turun Rp 1 Trilyun," ujarnya. 

Penulis EKo Schoolmedia 

 

Lipsus Selanjutnya
Sinergitas dan Kolaborasi Dorong Pemberdayaan Perempuan Bali
Lipsus Sebelumnya
Program Diploma Dua Jalur Cepat Mulai Dibuka Tahun Depan

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar