Cari

Akademisi Sebut Rencana Pemanfaatan Lahan Gambut Punya Nilai Ekonomis

Lahan gambut, Foto: Dok Cifor


Schoolmedia News, Bogor - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Suwardi mengatakan rencana pemanfaatan lahan gambut mempunyai nilai ekonomis yang strategis dan bermanfaat bagi pengembangan budi daya komoditas pangan.

"Memang tidak semuanya dapat diandalkan punya manfaat ekonomis serta kompetitif. Namun keseriusan pemerintah untuk mengelola lahan gambut harus didukung," kata Suwardi dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020. 

Suwardi menjelaskan budi daya pangan di lahan gambut dapat memberikan keuntungan ketika Indonesia mulai mengalami musim kemarau di fase tanam kedua.

 

Baca juga: Catat! UTBK untuk SBMPTN Dilaksanakan 12-22 Juli 2020

 

Untuk itu ia mengusulkan agar pemilihan komoditas tanaman untuk budi daya di lahan gambut harus yang mampu berproduksi baik dan bisa memperbaiki kualitas lahan.

"Pemerintah Indonesia harus diapresiasi jika mengembangkan komoditas unggulan untuk kesejahteraan serta kualitas sumber daya manusia melalui lahan gambut," kata Suwardi.

Sebelumnya, pemerintah sedang mempersiapkan lumbung padi baru di Kalimantan untuk menjaga ketersediaan pangan dan mengantisipasi terjadinya kemarau yang lebih kering pada 2020.

Menurut rencana, kurang lebih ada 600.000 hektare lahan yang disiapkan yang terdiri atas 400.000 hektare lahan gambut dan 200.000 hektare lahan kering.

Optimalisasi lahan itu sebagai antisipasi terjadinya kekeringan pada Agustus 2020 dan ancaman kelangkaan pangan, seperti yang diperingatkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

 

Baca juga: Diduga Data 91 Juta Pengguna Bocor, Ini Kata Tokopedia

 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan Litbang Kementan sudah mengembangkan bibit khusus yang dapat tumbuh di lahan gambut untuk mendukung program ini.

"Produksi bibit yang cukup namanya Impara, bibit untuk rawa dan kita bisa berharap bibit ini bisa menuai hasil yang lebih baik, dibanding lahan gambut yang diasumsikan gagal itu," ujarnya.

Ia juga mengimbau petani segera mulai melakukan penanaman jelang musim panen pada Mei 2020 dengan memanfaatkan cadangan air tanah yang masih ada.

"Percepatan itu akan tersedia pada lahan existing kita, atau lahan irigasi teknis pada April-September ada 5,6 juta hektare, juga ada percepatan bantuan penyediaan benih untuk 2 juta hektare," kata Syahrul.

Syahrul juga mengakui bahwa sektor pertanian rentan terhadap cuaca, bencana dan hama, sehingga perlu ada penyiapan pipanisasi, pompa, dan sarana irigasi lain, termasuk menyiapkan lahan pertanian cadangan.
 

Lipsus Selanjutnya
Uji in Vitro, 80 Persen Virus Corona Mati dengan Eukaliptus
Lipsus Sebelumnya
Cegah Stres, Bos Perusahaan Ini Beri Karyawan Liburan Mewah Tiap Tahun

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar