Cari

NTB Liburkan Semua Sekolah Selama 14 Hari 

Ilustrasi kelas, Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meliburkan aktivitas belajar bagi seluruh siswa SMA/SMK kelas 10 dan 11 untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona atau covid-19.

Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi seluruh bupati dan wali kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipimpin Gubernur NTB Zulkieflimansyah pada Minggu, 15 Maret 2020. Pada rapat tersebut juga hadir Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Sekda NTB HL Gita Ariadi dan Forkopimda NTB dalam menyikapi wabah virus corona atau Covid-19 di NTB.

"Keputusan meliburkan sekolah mulai efektif Senin (16/3). Ini kita lakukan sebagai antisipasi wabah virus corona yang dilakukan selama dua pekan atau 14 hari khusus kelas 10 dan 11. Kalau untuk kelas 12 tidak diliburkan karena terkait persiapan ujian nasional dan ujian sekolah," ujar Zulkieflimansyah.

Selain meliburkan siswa SMA/SMK, Zulkieflimansyah melanjutkan, Pemerintah Provinsi NTB (Pemprov) NTB juga meminta kepada kabupaten kota untuk meliburkan siswa sekolah mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) selama waktu 14 hari. 

 

Baca juga: Pemprov Kaltim Masih Pertimbangkan Liburkan Sekolah untuk Cegah Corona

 

Instruksi meliburkan ini juga untuk perguruan tinggi baik negeri dan swasta serta pondok pesantren termasuk siswa MI/MTS/MA yang ada di bawah Kementerian Agama.

"Kalau untuk TK, SD, SMP karena kewenangannya ada di kabupaten/kota kita minta untuk juga diliburkan, begitu juga untuk perguruan tinggi baik swasta dan negeri serta siswa MI/MTS/MA di bawah Kementerian Agama," ujarnya tegas.

Kendati diliburkan, ia meminta kepada para siswa dan mahasiswa untuk tetap belajar di rumah dan menghindari untuk keluar rumah dan tidak pergi ke tempat hiburan maupun pusat perbelanjaan seperti mall dan tempat wisata lainnya.

 

Baca juga: Gubernur Bali Putuskan Tunda UNBK SMK

 

Tak hanya itu, ia juga meminta pihak sekolah agar memberikan tugas tambahan kepada para siswanya, sehingga para siswa bisa mengisi liburan dengan belajar meski berada di rumah. 

"Jangan yang libur ini lantas santai-santai. Karena ada di suatu daerah ketika diliburkan justru banyak yang pergi ke mall, berlibur yang akhirnya menyebabkan penyebarannya menjadi lebih masif. Tapi perlu diberikan tugas tambahan mungkin secara online ataupun pekerjaan rumah (PR) lainnya untuk menghindari kerumunan," katanya.

Lipsus Selanjutnya
Transisi Jadi Pelatih, Wayne Rooney Ingin Tiru Gaya Ferguson, Van Gaal dan Mourinho
Lipsus Sebelumnya
Federasi Sepak Bola Italia Minta Euro 2020 Ditunda

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar