Cari

Muhadjir: Turunkan Stunting Akan Tingkatkan Kualitas Angkatan Kerja

Ilustrasi stunting, Ilus: Pixabay

 

Schoolmedia News, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah sangat menekankan pada penurunan angka stunting di Indonesia untuk meningkatkan kualitas angkatan kerja Indonesia agar berdaya saing.

Mengutip data dari Bank Dunia, kata Muhadjir, bahwa sebanyak 54 persen dari 136 juta angkatan kerja Indonesia saat ini adalah mantan anak yang mengalami stunting.

"Inilah kenapa SDM kita rendah kualitasnya. Pak Presiden betul sekali kenapa stunting stunting stunting, karena menentukan 2045," kata Muhadjir dalam pidato pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2020 di JIEXPO Kemayoran Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020. 

Ia menegaskan, Kementerian Kesehatan bersama jajarannya di seluruh daerah bertugas untuk memastikan penurunan angka stunting dalam misi utama pembangunan sumber daya manusia Indonesia.

 

Baca juga: Pemprov Babel Optimalkan Peran Pengawas Sekolah

 

Oleh karena itu, Muhadjir melanjutkan, pemerintah sangat serius menekan angka stunting bahkan hingga tidak ada lagi anak yang mengalami kekerdilan untuk mencapai sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berkualitas pada 2045.

Bidang kesehatan, kata Muhadjir, adalah hal paling utama yang harus diperhatikan untuk membentuk SDM Indonesia yang unggul. 

"Nantinya bidang pendidikan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kesejahteraan sosial dan agama melalui Kementerian Sosial dan Kementerian Agama akan mengikuti setelah manusia Indonesia sehat," ungkapnya.

 

Baca juga: Jepang Tawarkan Perawat Magang Banjarmasin Bergaji Rp 15 Juta

 

Ia juga menekankan terkait tugas bidang kesehatan adalah menyiapkan manusia Indonesia yang sehat melalui program 1000 hari pertama kehidupan. Bahkan lebih dari itu, Kementerian Kesehatan juga harus mempersiapkan remaja putri dan ibu hamil yang sehat untuk bisa melahirkan anak yang sehat serta berkualitas.

"Pemerintah juga menyiapkan program pranikah untuk pasangan yang belum menikah dalam rangka mempersiapkan keluarga baru agar tidak jatuh menjadi keluarga miskin," ujarnya.

Dalam program pranikah tersebut nantinya akan terintegrasi dengan program kartu prakerja bagi calon pengantin yang belum bekerja dan bahkan juga menyediakan kredit usaha untuk calon pengantin yang mau membuka usaha setelah menikah.

Lipsus Selanjutnya
Iuran Tidak Naik, Manfaat Beasiswa BPJamsostek Naik 1,350 Persen
Lipsus Sebelumnya
10 Kasus Kekerasan Anak dan Wanita Tahun 2019 Terjadi di Solok Selatan

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar