Schoolmedia News Jakarta == Di sebuah PAUD negeri di pelosok Sumba Timur, layar sentuh berukuran besar kini menggantikan papan tulis reyot. Anak-anak berbaris rapi, menirukan huruf di layar interaktif sambil tertawa riang.
Tak banyak yang tahu, perubahan kecil di kelas itu adalah bagian dari langkah besar pemerintah lewat Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebuah terobosan yang menandai arah baru pendidikan Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Selama satu tahun terakhir, sektor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi perhatian utama dalam agenda percepatan pembangunan manusia.
Melalui Direktorat PAUD, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menggenjot revitalisasi layanan, peningkatan kompetensi pendidik, serta digitalisasi pembelajaran berbasis interaktif. Hasilnya mulai terasa: dari 18.000 satuan PAUD sasaran revitalisasi, lebih dari 20.000 kini telah memiliki sarana belajar baru, ruang kelas ramah anak, dan perangkat digital yang memadai.
''Fondasi SDM unggul dimulai sejak usia dini. PHTC memastikan bahwa anak-anak Indonesia di mana pun mereka lahir mendapat hak yang sama untuk belajar dalam lingkungan yang sehat, inklusif, dan menyenangkan,''Â ujar Menko PMK Pratikno.
Ditempat lain, di sebuah desa di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, matahari belum sepenuhnya terbit ketika suara tawa anak-anak memecah keheningan. Mereka berlarian menuju sekolah yang baru direvitalisasi bangunan berdinding kokoh, beratap seng biru, dengan ruang kelas yang terang dan bersih.
Di depan layar besar Interactive Flat Panel (IFP), guru muda bernama Melani menyiapkan pelajaran matematika dengan antusias.
''Anak-anak jadi semangat belajar. Mereka bisa lihat gambar, video, dan simulasi langsung. Dulu kami cuma punya papan tulis kayu,'' ujarnya sambil tersenyum.
Sekolah tempat Melani mengajar adalah satu dari 16.142 sekolah dan 556 madrasah yang telah direvitalisasi melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) program prioritas pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Bagi Melani dan murid-muridnya, PHTC bukan sekadar proyek. Ia adalah simbol perubahan nyata: negara benar-benar hadir, bahkan di tempat sejauh ini.
Sejak dilantik pada Oktober 2024, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menegaskan arah baru dalam pembangunan manusia: percepatan yang terukur, bukan tergesa. Melalui PHTC, pemerintah bergerak cepat di dua sektor paling fundamental pendidikan dan kesehatan dengan hasil yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
''Pendidikan dan kesehatan adalah dua roda penggerak utama pembangunan manusia Indonesia. Pemerintah bekerja bukan hanya cepat, tapi juga berdampak langsung,''Â ujar Menko PMK Pratikno, Senin (20/10/2025).
Transformasi di sektor pendidikan menjadi wajah paling mencolok dari keberhasilan PHTC. Pemerintah tidak hanya memperbaiki fisik sekolah, tetapi juga mentransformasi sistem belajar agar relevan dengan tantangan abad ke-21.
1. Revitalisasi Sekolah dan Madrasah
Program revitalisasi yang semula menargetkan 12.825 satuan pendidikan kini melampaui target: 16.698 sekolah dan madrasah telah diperbaiki dengan peningkatan sarana, sanitasi, dan mutu pembelajaran.
Di SDN Rensing Timur, Lombok Timur, kepala sekolah Ibu Ratna bercerita:
''Anak-anak dulu sering tidak masuk karena ruang kelas rusak. Sekarang bangunan baru membuat mereka betah belajar. Orang tua pun makin percaya.''
2. Digitalisasi Pembelajaran
PHTC juga menandai percepatan besar dalam digitalisasi pendidikan. Hingga Oktober 2025, pemerintah telah menyalurkan 124.253 unit Interactive Flat Panel (IFP) ke berbagai sekolah di seluruh Indonesia dari perkotaan hingga wilayah 3T. ''Dulu kami hanya punya buku lusuh. Sekarang anak-anak bisa belajar interaktif. Mereka seperti punya dunia baru,'' ujar Ratna.
3. SMA Unggul Garuda
Di jenjang menengah atas, pemerintah mengembangkan SMA Unggul Garuda sebagai pusat pembelajaran berstandar global. Hingga kini, 16 sekolah unggulan telah beroperasi dan empat lagi akan dibangun di wilayah 3T.
Sekolah unggul ini bukan hanya soal akademik, tapi pembentukan karakter dan kepemimpinan anak bangsa, kata Pratikno.
Jika sekolah dasar adalah tempat anak-anak belajar membaca dunia, maka PAUD adalah ruang tempat mereka belajar mengenal kehidupan. Melalui dukungan Program Hasil Terbaik Cepat, Direktorat PAUD Kemendikdasmen menjadikan tahun pertama pemerintahan Prabowo sebagai tonggak kebangkitan pendidikan anak usia dini di Indonesia.
1. Digitalisasi Pembelajaran PAUD
Selaras dengan semangat digitalisasi nasional, Direktorat PAUD memperluas akses teknologi pembelajaran interaktif di lembaga-lembaga PAUD. Sebanyak 18.500 lembaga PAUD di seluruh Indonesia kini telah menerima bantuan perangkat digital sederhana mulai dari smart TV, tablet edukasi, hingga perangkat IFP 75 inch yang digunakan untuk mengenalkan literasi dan numerasi dasar secara menyenangkan.
Di PAUD Pelita NusantaraÂ, Kota Kendari, anak-anak kini belajar huruf melalui aplikasi gambar berwarna dan suara binatang. ''Anak-anak lebih cepat tangkap, dan guru juga terbantu karena bahan ajar digitalnya menarik,'' kata Yunita, guru PAUD setempat.
2. Program Guru PAUD Berkualitas
Kualitas PAUD tidak bisa dilepaskan dari peran pendidiknya. Melalui PHTC, Direktorat PAUD telah melatih lebih dari 45.000 guru PAUD dalam pelatihan daring dan tatap muka yang difokuskan pada pembelajaran berbasis bermain, pengasuhan positif, serta literasi digital anak usia dini.
Pelatihan dilakukan dengan pendekatan ââ¬Åteman sejawatââ¬Â melalui platform PAUD Belajar.id, di mana guru bisa berbagi praktik baik dari berbagai daerah. ''Dulu kami belajar sendiri-sendiri. Sekarang kami punya komunitas belajar online. Rasanya seperti jadi bagian dari gerakan nasional,'' ujar Siti Maryam, guru PAUD dari Banyumas.
3. Gizi dan Kesehatan Anak Usia Dini
PHTC juga memperluas layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) ke level PAUD. Hingga Oktober 2025, lebih dari 2,3 juta anak usia dini telah mendapatkan pemeriksaan dasar meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, deteksi anemia, serta pemantauan tumbuh kembang.
Program ini dilakukan melalui kerja sama lintas sektor antara Kemendikdasmen, Kemenkes, dan Posyandu setempat. ''Cek kesehatan anak-anak PAUD penting agar masalah stunting bisa dicegah sejak awal,''Â ujar Pratikno.
Di banyak daerah, kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan pembagian makanan tambahan bergizi lokal seperti bubur kacang hijau, telur rebus, atau pisang, sesuai kearifan pangan daerah masing-masing.
4. PAUD Holistik Integratif
Direktorat PAUD juga memperkuat model PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) ââ¬â program yang menggabungkan pendidikan, kesehatan, gizi, dan pengasuhan keluarga. Hingga 2025, telah berdiri 4.720 satuan PAUD HI yang menjadi pusat layanan anak usia dini terpadu di tingkat desa.
Di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, PAUD HI ââ¬ÅWairklau Ceriaââ¬Â menjadi contoh nyata. Di lembaga itu, kegiatan belajar diselingi pemeriksaan gizi bulanan dan sesi konseling bagi orang tua.
''Orang tua kini lebih sadar bahwa pendidikan anak bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumah,'' ujar kepala PAUD, Maria Gadi.
Tak kalah penting, sektor kesehatan juga menunjukkan hasil konkret dalam PHTC. Pemerintah menegaskan bahwa sumber daya manusia unggul harus sehat jasmani dan rohani.
1. Eliminasi TBC
Dari target 7,63 juta orang diskrining TBC, sudah 7,06 juta terlaksana hingga Oktober 2025, dengan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 81% untuk TBC sensitif dan 59% untuk TBC resisten.
Rahmat, pekerja pabrik di Bekasi, menjadi salah satu penerima manfaat.
Dulu takut periksa karena mahal. Sekarang gratis, bahkan obat diantar lewat puskesmas. Saya bisa kerja lagi, tuturnya.
2. Rumah Sakit Berkualitas
Pembangunan 32 rumah sakit baru untuk 2025 kini telah mencapai progres signifikan: 22 RS dalam tahap konstruksi dan 10 lainnya tahap administrasi. Rumah sakit ini mengusung konsep smart hospital dengan rekam medis digital dan sistem pelayanan cepat berbasis data.
3. Cek Kesehatan Gratis (CKG)
Program CKG telah menjangkau 45,5 juta warga ââ¬â termasuk 11,8 juta anak usia sekolah dan 2,3 juta anak PAUD. Pemeriksaan dilakukan di sekolah, kantor, dan desa, melibatkan tenaga kesehatan daerah dan kader Posyandu.
Capaian ini menambah optimisme kita terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, kata Pratikno.
Capaian-capaian itu mungkin terlihat sebagai data, tetapi di baliknya ada kisah manusia.
Seorang guru yang kini lebih percaya diri mengajar, anak-anak yang tertawa di kelas PAUD ber-AC kecil di pelosok, ibu yang tak lagi takut membawa balitanya ke posyandu, hingga pekerja yang sembuh dari TBC tanpa kehilangan mata pencaharian.
PHTC bukan sekadar program cepat, tetapi kerja nyata yang langsung mengubah kehidupan, ujar Menko PMK Pratikno.
Ia menegaskan, PHTC akan terus diperluas dengan semangat keberlanjutan ââ¬â memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan memberi manfaat sosial yang terukur.
Satu tahun perjalanan ini baru permulaan. Namun pondasi sudah diletakkan: percepatan pembangunan manusia yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Kemenko PMK berkomitmen memperkuat koordinasi lintas kementerian agar sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan kebudayaan bergerak dalam satu irama.
PHTC adalah bukti bahwa kerja cepat bisa sekaligus kerja tepat. Negara hadir bukan hanya melalui regulasi, tetapi melalui hasil yang benar-benar dirasakan rakyat, tegas Pratikno menutup.
Dari layar digital di ruang PAUD di Kendari hingga rumah sakit baru di Nusa Tenggara, dari anak-anak yang belajar huruf di layar sentuh hingga pekerja yang kembali sehat ââ¬â PHTC telah menjelma menjadi wajah nyata pemerintahan yang bekerja.
Bukan sekadar proyek, tetapi perubahan yang dirasakan langsung oleh rakyat. Dan di setiap senyum anak-anak PAUD, di setiap ruang kelas baru, di setiap warga yang kini lebih sehat tersimpan satu pesan sederhana dari Program Hasil Terbaik Cepat:
Kerja cepat itu bukan tergesa, tapi bekerja dengan niat tulus agar hasilnya segera sampai ke rakyat.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar