Dampak dan Bahaya IFP (Interactive Flat Panel) pada Mata Anak PAUD
Schoolmedia News Jakarta == Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memastikan siap mendistribusikan Interactive Flat Panel (IFP) ke berbagai satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai upaya mendukung pembelajaran berbasis teknologi.
Namun, sejumlah pakar kesehatan anak mengingatkan adanya potensi dampak buruk bagi kesehatan mata jika penggunaan perangkat digital ini tidak diatur dengan baik. Paparan layar dalam durasi panjang dapat menimbulkan kelelahan mata, gangguan penglihatan, hingga risiko rabun dini pada anak usia dini yang masih dalam masa perkembangan.
Kementerian menegaskan, penggunaan IFP di PAUD tetap harus memperhatikan prinsip seimbang antara teknologi dan aktivitas bermain langsung. Guru diimbau membatasi durasi paparan layar, mengatur jarak aman, serta memastikan pencahayaan ruang kelas memadai.
Langkah ini diharapkan dapat menghadirkan inovasi pembelajaran yang menarik sekaligus tetap melindungi tumbuh kembang anak secara optimal.
Penggunaan Interactive Flat Panel (IFP), atau papan tulis interaktif, di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) semakin populer. Meskipun menawarkan metode pembelajaran yang menarik dan interaktif, ada dampak dan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama bagi kesehatan mata anak.
Bahaya Paparan Layar IFP dalam kajian sejumlah penelitian menunjukan sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan mata anak.
Mata anak di usia PAUD masih dalam tahap perkembangan. Paparan layar IFP yang berlebihan dapat menimbulkan risiko serius, di antaranya:
* Sindrome Mata Kering (Dry Eye Syndrome): Anak cenderung jarang berkedip saat fokus pada layar. Hal ini mengurangi produksi air mata dan menyebabkan mata kering, perih, dan kemerahan.
* Keletihan Mata Digital (Digital Eye Strain): Menatap layar dalam waktu lama memaksa otot mata bekerja ekstra. Ini dapat menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketidaknyamanan pada mata.
* Risiko Rabun Jauh (Miopia): Paparan layar dari jarak dekat secara terus-menerus dapat memicu perubahan bentuk kornea dan lensa mata, yang meningkatkan risiko rabun jauh. Anak-anak yang menghabiskan banyak waktu di depan layar lebih berisiko mengalami miopia.
Kaitan IFP dengan Mata Jereng (Strabismus)
Mata jereng, atau strabismus, adalah kondisi di mana kedua mata tidak sejajar dan melihat ke arah yang berbeda. Meskipun penyebab utamanya adalah genetik atau kelainan saraf, paparan layar IFP yang berlebihan bisa menjadi faktor pemicu atau memperparah kondisi.
Sebuah penelitian dari Tiongkok, yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) Ophthalmology, menemukan adanya korelasi antara peningkatan kasus strabismus dengan penggunaan perangkat digital yang intens pada anak-anak selama pandemi COVID-19.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa fokus berlebihan pada objek dekat, seperti layar IFP, memaksa otot-otot mata untuk menyimpang dari posisi normal. Ini dapat memicu esotropia akomodatif, yaitu kondisi mata jereng di mana salah satu atau kedua mata berbelok ke dalam.
Mengingat bahaya tersebut, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalkan risiko pada mata anak:
* Aturan 20-20-20: Ajarkan anak untuk mengistirahatkan mata setiap 20 menit dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
* Atur Jarak Pandang: Pastikan jarak antara mata anak dan layar IFP minimal 50-60 cm.
* Batasi Waktu Penggunaan: Pendidik dan orang tua harus membatasi durasi anak menggunakan IFP. Pembelajaran interaktif sebaiknya diselingi dengan kegiatan fisik atau permainan tanpa layar.
* Pencahayaan Ruangan: Pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang cukup dan tidak terlalu terang, untuk menghindari silau yang memantul dari layar.
* Perhatikan Postur Tubuh: Pastikan anak duduk dengan tegak dan nyaman saat menggunakan IFP.
Dengan penerapan aturan dan pengawasan yang ketat, manfaat IFP sebagai alat bantu ajar tetap bisa dioptimalkan tanpa mengorbankan kesehatan mata anak. Orang tua dan pendidik harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat bagi anak-anak.
Tim Schoolmedia
Berbagai Sumber Penelitian
Tinggalkan Komentar