Schoolmedia News Donggala ââ¬â Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, meninjau langsung dampak bencana banjir bandang yang melanda Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 27 Mei 2025 lalu. Kunjungan ini dilakukan pada Rabu, 12 Juni 2025, sebagai bentuk respons cepat pemerintah pusat terhadap kerusakan infrastruktur pendidikan yang ditimbulkan bencana tersebut.
Banjir bandang yang cukup besar ini menyebabkan empat satuan pendidikan terdampak, yaitu SD Negeri 10 Tanantovea, TK Karya Thayyibah Wombo, SMPN 2 Tanantovea, dan TK Karya Thayyibah Kolonggo. Dalam kunjungannya, Wamen Atip menyampaikan keprihatinannya serta menegaskan komitmen pemerintah untuk menjamin proses pembelajaran tetap berjalan meski dalam kondisi darurat.
ââ¬ÅHari ini Kemendikdasmen akan memberikan tanggap darurat agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Ini penting agar anak-anak tetap mendapatkan hak pendidikannya,ââ¬Â ujar Wamen Atip di sela-sela kunjungannya.
Ia juga menyampaikan bahwa sekolah terdampak berpeluang masuk ke dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang menjadi bagian dari agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat rehabilitasi dan revitalisasi sarana pendidikan di wilayah bencana.
ââ¬ÅMewujudkan pendidikan bermutu untuk semua menjadi prioritas pemerintah saat ini. Fasilitas yang layak adalah salah satu indikator kemajuan pendidikan,ââ¬Â lanjut Atip.
Dalam kesempatan tersebut, Wamen Atip juga berdialog langsung dengan para guru dan murid, memberikan semangat, dan mendengarkan langsung cerita mereka tentang bagaimana mereka menghadapi masa-masa sulit pasca-bencana. Di antaranya adalah Izam Alfarizi, siswa kelas 4 SDN 10 Tanantovea, yang kini harus berjalan kaki lebih jauh untuk belajar di lokasi sementara di SDN 9 Tanantovea.
 ââ¬ÅBiasanya kami bisa pulang ke rumah saat istirahat. Sekarang tidak bisa karena sekolahnya jauh. Kami berharap ruang kelas dan sekolah kami bisa pulih seperti sedia kala,ââ¬Â tutur Izam polos.
Sementara itu, Asrini, Wakil Kepala SDN 10 Tanantovea, mengungkapkan bahwa sejak 2 Juni, sekolahnya menumpang ruang kelas di SDN 9 Tanantovea karena sebagian besar bangunan rusak diterjang banjir.
ââ¬ÅPagi hari digunakan SDN 9, dan mulai pukul 10 kami baru bisa mulai belajar. Tapi kami sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan. Banyak murid kami yang orang tuanya menjadi korban banjir, kehilangan rumah, pakaian, bahkan perlengkapan sekolah,ââ¬Â ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat PAUD, Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Sekretariat Nasional SPAB, Direktorat SD, dan Direktorat SMP, menyalurkan berbagai bentuk bantuan darurat. Bantuan yang diberikan antara lain:
450 paket perlengkapan belajar siswa
2 paket Alat Permainan Edukatif PAUD
Bantuan operasional SPAB senilai Rp135 juta
1 paket ruang kelas darurat
Buku bacaan non-teks sebanyak 21 judul
Bupati Donggala, Vera Elena Laruni, yang turut mendampingi Wamen Atip, menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian pemerintah pusat terhadap keberlangsungan pendidikan di wilayahnya.
ââ¬ÅKami atas nama masyarakat dan pemerintah daerah ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan. Kami berharap bisa segera membangun kembali ruang belajar bagi masa depan anak-anak Kabupaten Donggala,ââ¬Â ucap Vera penuh haru.
Ahmad Hitler, Kepala SMPN 9 Tanantovea, menuturkan bahwa kegiatan pembelajaran tetap dilanjutkan di empat ruang kelas yang tidak rusak berat. ââ¬ÅKami upayakan semaksimal mungkin agar siswa tidak kehilangan waktu belajar,ââ¬Â ujarnya.
Kunjungan kerja Wamen Atip turut didampingi oleh Wakil Bupati Donggala Taufik Muhammad Burhan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng Yudiawati V. Windarrusliana, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Donggala Kasmuddin, Kapolres Donggala AKBP Angga Dewanto, Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Saryadi, serta seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikdasmen wilayah Sulawesi Tengah.
Kehadiran para pemangku kebijakan ini menjadi simbol kuat bahwa pendidikan tetap menjadi prioritas, bahkan di tengah bencana.
Penyunting : Eko B HarsonoÂ
Tinggalkan Komentar