Schoolmedia News Jakarta --- Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Tiffany Tiara Pakasi mengungkapkan ada 4 provinsi di Indonesia yang telah berhasil eliminasi malaria. Hal itu ia ungkapkan pada konferensi pers Hari Malaria Sedunia secara virtual di Jakarta.
“Dilihat dari capaian endemisitas per provinsi tahun 2021, ada 4 provinsi itu antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, dan Banten yang semua Kabupaten kotanya telah mencapai eliminasi malaria,” katanya pada konferensi pers Hari Malaria Sedunia secara virtual di Jakarta, Jumat (22/4).
Pada kawasan timur Indonesia, provinsi yang mengawali tercapainya eliminasi malaria adalah NTT dan Maluku Utara di Tahun 2020, dimana kabupaten/kota yang berhasil mendapatkan sertifikat eliminasi malaria oleh menteri kesehatan adalah Kota Kupang, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Timur mewakili Provinsi NTT, sementara Provinsi Maluku Utara dimulai dengan keberhasilan Kota Tidore Kepulauan.
Pada tahun berikutnya terus bertambah kabupaten/kota yang berhasil mencapai eliminasi malaria dan diikuti oleh provinsi lainnya di kawasan timur Indonesia.
Sementara Provinsi Papua dan Papua Barat masih terus berupaya menekan penularan malaria untuk mencapai eliminasi.
Tiffany juga mengungkapkan ada 3 provinsi yang kabupaten/kota nya belum sama sekali mencapai eliminasi malaria. Ia menyebutkan 3 provinsi itu antara lain Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Bagi daerah yang belum mencapai eliminasi tetap diupayakan pencegahan dan pengendalian malaria. Sehingga bisa bertahap turun menjadi endemik sedang, endemik rendah, dan bisa menjadi eliminasi.
“Pencegahan dan pengendalian malaria tetap dilakukan diagnosis dan ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskop atau tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test),” ucapnya.
Selain pencegahan dan pengendalian malaria, pengobatan pada pasien malaria harus terus dimaksimalkan. Pengobatan itu menggunakan terapi kombinasi berbasis artemisin (artemisinin based combination therapy/ACT) sesudah konfirmasi laboratorium.
Tak hanya itu, dilakukan juga pencegahan penularan malaria melalui manajemen vektor terpadu dan upaya lain yang terbukti efektif dan aman.
“Jadi selain membunuh nyamuknya, tapi juga dibenahi lingkungannya supaya tidak nyaman menjadi tempat perindukan nyamuk,” ucap Tiffany.
Kabupaten Pandeglang
Pandeglang menjadi salah satu kabupaten di Banten yang berhasil eliminasi malaria. Selama 3 tahun tidak terjadi penularan lokal kasus malaria di kabupaten tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Setian mengatakan di wilayahnya tidak pernah terjadi penularan lokal kasus malaria. Hanya ada kasus impor atau penularan yang berasal dari luar kabupaten.
Ia merinci insiden malaria di Pandeglang pada tahun 2019 terdapat 2 kasus impor, tahun 2020 tidak ada penularan, tahun 2021 terdapat 6 kasus impor, dan Januari sampai dengan Maret 2022 ada 2 kasus impor.
“Jadi dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun terakhir tidak terjadi kasus malaria penularan setempat di kabupaten Pandeglang,” kata Dewi dalam konferensi pers Hari Malaria Sedunia secara virtual di Jakarta, Jumat (22/4).
Ia mengungkapkan upaya pencegahan dan mempertahankan eliminasi malaria di kabupaten Pandeglang didukung penuh oleh Gubernur Provinsi Banten dengan mengeluarkan surat edaran nomor 440/3421-Dinkes/19 tentang Percepatan Eliminasi (Pembebasan) Malaria di Provinsi Banten.
Terlebih lagi rumah sakit umum dan Puskesmas sudah dapat mendiagnosa malaria dengan menggunakan rapid test dan beberapa Puskesmas dengan menggunakan mikroskopis.
Klinik setempat juga bisa mendiagnosa malaria dengan rapid test atau merujuk ke Puskesmas penanggung jawab wilayah.
Di Kabupaten Pandeglang terdapat 4 rumah sakit yakni 2 rumah sakit umum daerah dan 2 rumah sakit swasta. Sementara untuk Puskesmas dan jaringannya ada 9 Puskesmas rawat inap, 27 Puskesmas non rawat inap, 36 Puskesmas keliling, dan 57 Puskesmas Pembantu, ditambah lagi 27 klinik setempat.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar