100 Lembaga di Satuan Pendidikan Kesetaraan Lakukan Project Base Learning “Pelajar Pancasila”
Schoolmedia News Semarang --- Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (DIt PMPK) Kemendikbud Ristek memberikan bantuan kepada 100 lembaga di satuan pendidikan kesetaraan yang menyelenggarakan program pendidikan Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C setara SMA untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam bentuk project based learning terkait pendidikan dan pembelajaran pendidikan kesetaraan guna membentuk profil Pelajar Pancasila.
Demikian dikatakan Direktur PMPK, Dr Samto ketika membuka kegiatan Adaptasi Kurikulum 2013 Pendiidkan Kesetaraan Tahap III di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/6) yang didampingi oleh Koordinator Bidang Fungsi Kesetaraan, Dr Subi Soedarto MSi dan Kepala Sub Koordionator Pendidikan Keberlanjutan, Thuaurita SPd.
Menurut Dr Samto, seperti yang disampaikan mas Menteri Pendidikan, bahwa profil pelajar Pancasila dis satuan pendidikan akan berbentuk project based learning yang akan menjadi salah satu metode melatih jiwa gotong royong dan kreativitas siswa. Bukan hanya dengan membaca materi lalu diuji, melainkan juga untuk menciptakan karya.
“Oleh karena itu saat ini pendidikan nasional mempunyai motto, kalau kita ingin melakukan transformasi pembelajaran di dalam suatu ruang kelas maka harus banyak tanya, banyak coba, banyak karya,” ujarnya.
Dikatakan, Pendidikan karakter menjadi salah satu mandat yang harus dilaksanakan pemerintah. Kemendikbud Ristek memiliki tugas mempersiapkan manusia Indonesia di masa yang akan datang. Demi mencapai tujuan tersebut, Kemendikbud Ristek telah membuat kurikulum pendidikan yang berbasis pancasila. Ada enam profil yang menjadi fokus pembinaan pendidikan karakter ini. Keenam profil tersebut disebut sebagai Profil Pelajar Pancasila.
Dijelaskan oleh Dr Samto, Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai insan pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,
“Ciri pelajar pancasila yang diharapkan adalah kemampuan untuk selalu kritis dalam menghadapi keterbukaan informasi yang cepat yang keabsahannya dipertanyakan. Apabila tidak berpikir kritis, informasi yang tidak benar bisa menjadi boomerang untuk pelajar Pancasila. Karena itu Pelajar Pancasilka harus melawan berita hoax,” ujarnya.
Terakhir adalah kreatif, dalam menjawab tantangan cepatnya perkembangan zaman selain kita dituntut untuk adaptif kita juga harus imbangi dengan kreatif. Dengan kreatif kita tidak hanya akan menjadi pengikut yang pasif tetapi kita juga bisa menjadi pelajar yang aktif dalam menciptakan inovasi-inovasi yang baru.
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
- Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
- Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
- Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
- Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
- Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Penulis : Eko Schoolmedia
Tinggalkan Komentar