Pancasila Menjadi Bintang Penjuru Gerakan Persatuan dan Mengatasi Tantangan Dimasa Pandemi Covid-19
Schoolmedia News Jakarta ---- Peringatan upacara hari lahir Pancasila yang diselenggarakan di depan Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri di Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat berlangsung hikmat. Presiden Joko Widodo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, hadir secara virtual melalui Istana Kepresidenan Bogor. Jokowi mengenakan baju adat dari Kabupaten Tanah Bumbu.
Sedangkan Wakil Presiden, KH Dr Ma'ruf Amin mengikuti upacara dari Kantor Wakil Presiden menggunakan baju khas Melayu. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Puan Maharani yang bertindak membacakan Pembukaan UUD 1945 dari Gedung DPR RI menggunakan baju adat Sumatera.
Dalam upacara tersebut bertindak sebagai perwira upacara Brigjen TNI Novi Helmy Prasetya. Novi saat ini menduduki jabatan Kepala Staf Komando Garnisun I Jakarta. Sedangkan bertindak sebagai komandan upacara adalah Kolonel Infantri Muhammad Imam. Dia kini menjabat Asisten Operasi Pasukan Pengaman Presiden.
Dalam pidatonya Presiden mengucapkan salam kepada sejumlah tokoh nasional yang juga hadir mengikuti upacara hari ahir Pancasila secara virtual. Upacara di diikuti perwakilan TNI-Polri, tenaga kesehatan, hingga pelajar. Terlihat juga jajaran menteri yang turut hadir dalam upacara ini.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Peringatan Hari Lahir Pancasila adalah momentum untuk mengokohkan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni harus benar-benar kita manfaatkan untuk mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, dalam berbangsa, dan dalam bernegara,” ujarnya saat menyampaikan amanat pada upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2021, Selasa (01/06/2021), secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Kepala Negara menyampaikan, meskipun telah menyatu dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak negara ini berdiri, namun tantangan yang dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah meningkatnya rivalitas antarideologi.
“Globalisasi dan interaksi antarbelahan dunia tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antarnilai-nilai, dan rivalitas antarideologi,” ujarnya.
Kepala Negara menilai, ideologi transnasional cenderung semakin meningkat dan memasuki berbagai lini kehidupan masyarakat dengan berbagai cara dan strategi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi lanskap kontestasi ideologi.
Revolusi Industri 4.0, imbuhnya, juga telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog serta berinteraksi dan berorganisasi dalam skala besar lintas negara. Di saat konektivitas 5G melanda dunia, maka interaksi antardunia juga akan semakin mudah dan cepat.
“Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke seluruh pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan ke seluruh usia, tidak mengenal lokasi dan waktu. Kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal bisa melampaui standar normal ketika memanfaatkan disrupsi teknologi ini,” ujarnya mengingatkan.
Menghadapi tantangan tersebut, Kepala Negara menegaskan, perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa.
“Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa, memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama Revolusi Industri 4.0. Dan, sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan,” tegasnya.
Untuk itu, Presiden pun mengajak semua elemen bangsa bersama-sama memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan cita-cita Indonesia maju.
“Saya mengajak seluruh aparat pemerintahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pendidik, kaum profesional, generasi muda Indonesia, dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu dan bergerak aktif memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam mewujudkan Indonesia Maju yang kita cita-citakan. Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila, selamat membumikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” pungkasnya
Pesiden Jokowi mengatakan Peringatan Hari Kelahiran Pancasila tahun ini kita laksanakan di tengah pandemi COVID-19 yang menguji daya juang kita sebagai bangsa, menguji pengorbanan kita, menguji kedisiplinan kita, menguji kepatuhan kita, menguji ketenangan dalam mengambil langkah kebijakan yang cepat dan tepat.
"Dalam menghadapi ujian tersebut, kita bersyukur bahwa Pancasila tetap menjadi bintang penjuru untuk menggerakkan kita semuanya, menggerakkan persatuan kita dalam mengatasi semua tantangan, menggerakkan rasa kepedulian kita untuk saling berbagi, memperkokoh persaudaraan dan kegotongroyongan kita untuk meringankan beban seluruh anak negeri, dan menumbuhkan daya juang kita dalam mengatasi setiap kesulitan dan tantangan yang kita hadapi," ujarnya.
Menurut Presiden, nilai-nilai luhur Pancasila harus kita hadirkan secara nyata dalam kehidupan kita. Pancasila harus terus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita. Nilai yang bekerja dalam kebijakan dan keputusan pemerintah. Nilai yang hidup terus bergelora dalam semangat rakyat Indonesia. "Tidak henti-hentinya saya mengajak seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai ke daerah untuk terus meneguhkan keberpihakan kita kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan, untuk melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, ras, dan agama, serta untuk memenuhi kewajiban kita melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," katanya.
Presiden mengajak seluruh elemen bangsa di mana pun berada, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, untuk terus memperkokoh tali persatuan dan persaudaraan, saling membantu, saling menolong, dan saling bergotong-royong, serta selalu optimis bahwa bangsa kita adalah bangsa pemenang dalam menghadapi setiap tantangan yang menghadang.
Ditegaskan kekurangan dan kelemahan tidak menghalangi kita untuk terus maju. Kekurangan dan kelemahan harus sama-sama kita perbaiki, harus kita jadikan momentum perubahan untuk memicu lompatan kemajuan agar kita menjadi bangsa yang kuat dan mandiri yang berdiri di atas kaki sendiri.
Disebutkan, tantangan yang kita hadapi tidaklah mudah, tahun ini atau bahkan tahun depan situasi yang sulit masih akan kita hadapi, situasi yang memerlukan daya juang kita sebagai bangsa, yang memerlukan kerja keras agar kita mampu melewati masa sulit itu. Kita tidak sendirian, 215 negara di dunia berada dalam kondisi seperti kita. Semua dalam kesulitan tapi kita juga harus menyadari semua negara tengah berlomba-lomba untuk jadi pemenang. Menjadi pemenang dalam pengendalian virus maupun menjadi pemenang dalam pemulihan ekonominya. Sebagai bangsa yang besar kita juga harus tampil sebagai pemenang, kita harus optimis, kita harus mampu menciptakan peluang di tengah kesulitan, kita harus menjawab semua itu dengan inovasi dan karya nyata. Kita tidak boleh berhenti berkreasi, berinovasi, dan berprestasi di tengah pandemi COVID ini.
"Mari kita buktikan ketangguhan kita. Mari kita menangkan masa depan kita. Kita wujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa. Sebagai saudara sebangsa dan setanah air mari kita terus memperkokoh persatuan, mari kita peduli dan berbagi untuk sesama, mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat, bukan hanya mampu menghadapi tantangan tetapi bangsa yang memanfaatkan kesulitan menjadi sebuah lompatan kemajuan," ujarnya.
"Selamat Hari Lahir Pancasila. Mari kita selalu bersatu, saling peduli, dan selalu berbagi untuk kemajuan negeri kita tercinta ini. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Om Swastiastu, Namo Buddhaya," tutup Presiden.
Penulis : Eko Schoolmedia
Foto : YouTube channel Setneg
Tinggalkan Komentar