SMK Pusat Keunggulan memadukan link and match antara Dunia Usaha dan Dunia Industri disertai sinergi dengan Perguruan Tinggi. Foto : Dok Schoolmedia
Schoolmedia News, Jakarta - Program SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat “Merdeka Belajar” berfokus pada penguatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mendekatkan sektor pendidikan dengan dunia kerja profesional. Terdapat 109.842 perusahaan dan lembaga yang siap melaksanakan link and match (kesesuaian dan kesepadanan) menjadi mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dalam program SMK Pusat Keunggulan.
Program SMK Pusat Keunggulan memberikan jalan untuk dapat memerdekakan potensi guru, kepala sekolah, dan siswa, serta menciptakan ekosistem berkebinekaan yang berstandar global.
Fokus program SMK Pusat Keunggulan adalah penguatan SDM, yaitu penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru. “Penguatan ini diberikan melalui program pelatihan dan pendampingan intensif untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja,” Kata Direktur Jenderal Vokasi, Wikan Sakarinto kepada wartawan dalam webibar sosialisasi SMK Pusat Keunggulan di Jakarta, Jumat (19/3).
Baca Juga : Solusi Komprehensi Menjawab Tantangan Pendidikan Kejuruan
Inovasi dari program SMK Pusat Keunggulan adalah adanya pendampingan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi akan terlibat dan berperan sebagai kakak pendamping. Misalnya, dijelaskan Wikan, perguruan tinggi dengan pengalaman, rekam jejak, dan jejaring yang baik dengan dunia kerja dapat membantu mempercepat akses SMK untuk bermitra dengan dunia kerja. Perguruan tinggi juga dapat mendorong perbaikan kualitas dan kinerja SMK dalam perencanaan dan pengelolaan program.
Sementara itu, Wakil Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Edi Satriyanto sangat antusias dalam pelibatan perguruan tinggi sebagai pendamping SMK Pusat Keunggulan. Menurutnya, dalam program ini, Perguruan Tinggi mendapat kesempatan untuk membagikan pengalaman, terutama dalam melakukan kerja sama dengan industri, sehingga mendorong lahirnya potensi-potensi baru antara perguruan tinggi, SMK, dan industri.
“Saat ini, kita sudah mulai kolaborasi dengan beberapa SMK yang sudah mengajukan ke kami. Politeknik sangat dekat dengan SMK. Oleh karena itu, SMK Program Keunggulan sangat kita sambut dengan baik. Ini inovasi kolaboratif yang mentransformasi bisnis dan menumbuhkan percepatan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” jelas Edi seraya menyatakan kesediaannya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi khususnya di SMK.
Merujuk catatan Dapodik, terdapat 190.842 perusahan/lembaga/instansi yang menjadi mitra SMK dengan 272.788 jalinan kerja sama antara SMK dan DUDI. Kerja sama tersebut terdiri dari 87 bidang usaha mitra industri SMK. “Kemendikbud juga menginisiasi Rumah Vokasi yang beranggotakan asosiasi industri seperti Kadin, APINDO, FHCI, yang selama ini aktif kami libatkan dalam diskusi-diskusi pengembangan pendidikan vokasi, termasuk SMK,” tutur Bakrun.
Miftahudin dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengungkapkan bahwa pihaknya selalu mendukung program-program Kemendikbud terkait pengembangan tenaga kerja khususnya untuk lulusan SMK. Dicontohkannya, mulai dari penyusunan kurikulum dan pelatihan yang dikembangkan dan diterapkan bersama dengan para siswa, guru dan kepala sekolah.
“Terpenuhinya tenaga kerja yang sesuai kebutuhan kami akan mendorong peningkatan industrinya. Karena itu, kami juga mendorong agar sekolah juga menjadi terbuka dan semakin kreatif, tidak tertinggal oleh perkembangan jaman dan teknologi,” ungkap Miftahudin.
Tinggalkan Komentar