Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan, Menko PMK, Femmy Eka Kartika Putri menyebut berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode tahun 2019/2020 menunjukan terdapat 52.687 satuan Pendidikan Anak Usia Dini telah mengimplementasikkan PAUD-HI dan dilakukan pada 50 kabupaten/kota di Indonesia. Foto : Dok Menko PMK
Schoolmedia News, Jakarta - Pendidikan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) yang berkualitas merupakan salah satu kunci penting pembangunan sumber daya manusia paling ideal. Kesadaran sejumlah negara untuk menginventasikan anggaran pembangunan di sektor Pendidikan Anak Usia Dini semakin tinggi.
Dimasa depan, alangkah tepat jika alokasi pembangunan di jenjang pendidikan anak usia dini lebih difokuskan pada pengembangan PAUD HI. Perluasan akses PAUD HI saat ini baru dirasakan di 50 Kabupaten/Kota dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia. Artinya kurang dari 10 persen program PAUD HI di implementasikan di Kabupaten/Kota di Indonesia.
Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode tahun 2019/2020 menunjukan terdapat 52.687 satuan Pendidikan Anak Usia Dini telah mengimplementasikkan PAUD-HI dan dilakukan pada 50 kabupaten/kota di Indonesia.
Sesuai dengan Perpres Nomor 60 Tahun 2013, Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD-HI) adalah upaya pengembangan anak usia dini yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.
Baca Juga : Dukung Perdamaian Myanmar, PGI Serukan RI Tetap Jaga Netralitas
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri mengatakan PAUD-HI penting untuk diimplementasikan di layanan pendidikan dasar seperti Pendidikan Anak Usia Dini.
Hal itu disampaikan Femmy saat membuka Rapat Evaluasi Implementasi PAUD-HI di 50 Kabupaten/Kota dan Rencana Program PAUD-HI tahun 2021, daalam keterangan pers yang diterima media, Selasa (2/3)..
“Terselenggaranya layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.” ujar Femmy.
Lebih lanjut, Deputi Femmy mengatakan, perlunya strategi dan sasaran yang sesuai dengan arah kebijakan PAUD-HI.
Selain itu, perlunya kolaborasi dan sinkronisasi dalam penyelenggaraan PAUD-HI antara kementerian dan lembaga terkait.
“Perlunya pemahaman para pemangku kepentingan baik pengambil kebijakan, penyelenggara, dan masyarakat akan pentingnya PAUD-HI," tuturnya.
"Keberhasilan penerapan strategi PAUD-HI bagi semua anak tanpa kecuali tidak terlepas dari komitmen yang kuat dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha," imbuh Femmy.
Perwakilan Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Maryana menjelaskan, terdapat beberapa indikator penting dalam implementasi PAUD-HI untuk pemenuhan kebutuhan esensial di 50 Kabupaten dan Kota.
“Ada lima indikator dalam Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini secara Holistik-Integratif yang terdiri dari pendidikan, pemeriksaan kesehatan, program makan tambahan, koordinasi posyandu, serta deteksi tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Implementasi Program PAUD HI ini diharapkan dapat berjalan dengan baik melalui pembentukan Sekolah Ramah Anak mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan pengembangan model pembelajaran berbasis digital yang terintegrasi.
Penulis : Eko Schoolmedia
Editor : Burhan Schoolmedia
Tinggalkan Komentar