Schoolmedia News, Jakarta - Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Hendarman, menyampaikan dukungannya terhadap program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh ketujuh SEAMEO Centres di Indonesia. “BKHM bersedia membantu mempublikasikan SEAMEO Centres di Indonesia kepada masyarakat Indonesia,” ucap Hendarman kepada School Media di Jakarta, Selasa (9/2).
Selain itu, BKHM dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga akan menjembatani peluang kerja sama antara SEAMEO Centres Indonesia dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) yang berada di Kedutaan Besar RI di luar neger, agar anak-anak Indonesia yang berada di luar negeri juga dapat menerima manfaat dari keberadaan SEAMEO Centres Indonesia ini.
Pada kesempatan ini para perwakilan SEAMEO menyampaikan program dan kegiatanya. Direktur Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON), Muchtaruddin Mansyur, memberikan gambaran kegiatan yang diselenggarakannya terkait pendidikan. Kegiatan yang dimaksud berkaitan dengan pangan dan gizi yang selama ini telah dirintis di sekolah-sekolah sehingga dapat memotivasi para akademisi dan mahasiswa untuk menghasilkan karya yang manfaatnya lebih luas bagi masyarakat.
“Dengan demikian, dapat terjadi timbal balik, di mana guru mendapatkan bimbingan teknis dalam berinovasi menyusun kurikulumnya di sekolah. Sedangkan para akademisi mendapatkan tempat belajar di luar kampus dan mengembangkan kemampuan soft skills mereka sesuai gagasan Kampus Merdeka,” tutur Muchtaruddin Mansyur.
Lebih lanjut, Direktur Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Early Childhood Care and Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), Dwi Priyono menekankan keutamaan pembentukan karakter "Pelajar Pancasila" melalui program-programnya. "Keberadaan centre SEAMEO CECCEP sangat menentukan untuk menjadi fondasi bagi pembangunan SDM Unggul,” katanya.
Dwi Priyono mengatakan, SEAMEO CECCEP selaku pusat rujukan, bekerja sama dengan berbagai mitra baik akademisi dan praktisi dari tingkat nasional hingga internasional. Pihaknya mengumpulkan berbagai praktik baik, menyusunnya dalam model pembelajaran, kemudian mendiseminasikannya kepada pihak-pihak yang memiliki minat yang sesuai.
“Setiap negara memiliki masalah yang berbeda, untuk itu diperlukan solusi yang berbeda,” ungkapnya. Hal ini sesuai dengan tiga mandat utama lembaga yakni riset dan pengembangan, peningkatan kapasitas, serta advokasi dan kerja sama.
Dwi Priyono mengutarakan bahwa selama ini sudah ada kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk mewujudkan Kampus Merdeka. Sudah banyak guru-guru yang dijadikan contoh untuk menjadi motivator bagi pendidik, serta sekolah binaan yang menjadi percontohan di lingkup PAUD.
“Diharapkan dengan semakin banyak pihak yang bergabung dengan SEAMEO CECCEP maka cita-cita Merdeka Belajar akan lebih mudah dicapai,” katanya seraya mengajak masyarakat untuk berperan aktif memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Berikutnya melalui media daring, Direktur SEAMEO QITEP in Mathematic (SEAQIM), Dwi Priyono, memaparkan kegiatan yang dilaksanakan Centre dalam rangka mendukung program Merdeka Belajar seperti: course, workshop, seminar/symposium/conference, research and development, publication, dan community service programme. Adapun program course dan workshop dilaksanakan secara online.
Selain itu, ia juga menyampaikan program yang telah diinisiasi sejalan dengan program Guru Penggerak. Dalam forum ilmiah, SEAQiM menyelenggarakan talkshow, webinar, serta International Joint Conference on STEM Education yang dilaksanakan bekerja sama dengan SEAQiS dan IPST. Hal ini, untuk memberikan wadah ilmiah bagi para guru dan tenaga kependidikan matematika dalam menyalurkan ide-ide mereka terkait dengan isu-isu terkini dalam pendidikan matematika.
SEAQiM juga mengembangkan SEAMEJ (jurnal) dan SEAMETRICAL (majalah) yang terbit dua kali dalam setahun. Program magang mahasiswa dalam rangka Kampus Merdeka mulai berjalan tahun ini dengan melibatkan enam universitas di Indonesia.
Tak hanya itu, Direktur SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL), Luh Anik Mayani, menyatakan kesiapan SEAQIL dalam mendukung kebijakan Merdeka Belajar, khususnya untuk prioritas Guru Penggerak, Kampus Merdeka, serta pemajuan kebudayaan dan bahasa. Untuk itu, SEAQIL menyiapkan berbagai program peningkatan kompetensi guru, pengembangan sumber belajar, internasionalisasi bahasa Indonesia, serta satu program baru yaitu Klub Literasi Sekolah yang menunjang kecakapan hidup melalui penguasaan keterampilan berbahasa.
“SEAQIL menginisiasi Klub Literasi Sekolah (KLS) yang menjadi gagasan inovatif dan solutif dalam upaya menyikapi nilai Programme for International Student Assessment (PISA) membaca siswa Indonesia yang masih rendah,” terang Luh Anik.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan bahwa program internasionalisasi bahasa Indonesia bersesuaian dengan Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya ASEAN 2025 Pilar Sosial Budaya. Dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Kemendikbud terkait pilar sosial budaya, SEAQIL tercantum sebagai salah satu lembaga yang diharapkan dapat membantu pelaksanaan kegiatan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA).
“Bahasa bukan hanya persoalan ejaan dan tata bahasa, tetapi bahasa digunakan sebagai alat untuk menunjang kemampuan hidup. Bahasa bisa mengantar manusia menggenggam dunia," ujar Luh Anik menekankan.
Sebagai paparan pamungkas, Direktur SEAMEO QITEP in Science (SEAQIS), Indrawati, memperkenalkan program unggulan SEAQIS. “Sebagai sebuah instansi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, SEAQIS tentunya mendukung setiap kebijakan dan program yang ditetapkan oleh kementerian,” teranganya.
Indrawati memaparkan, SEAQIS menyelenggarakan kegiatannya di bawah tiga kerangka utama yaitu Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian dan Pengembangan, dan Publikasi dan Disseminasi. Kerangka utama ini berfokus pada inovasi pembelajaran. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa dampak yang paling diharapkan dari semua program tersebut adalah bagaimana membuat siswa senang untuk belajar.
Program-program tersebut juga diharapkan dapat membentuk siswa dengan keterampilan sikap dan nilai yang baik agar bisa mengambil keputasn yang tepat serta memiliki komitmen untuk masa depan yang lebih baik. Adapun program yang dapat diikuti oleh guru-guru sains untuk meningkatkan kompetensinya, di antara adalah SEAQIS Research Grant; Ki Hajar Dewantara Award, STEM Learning, Computational Thinking; dan Southeast Asia Climate Change Education Programme (SEA-CEP).
Penulis : Eko School Media
Sumber: BKHM Kemendikbud
Tinggalkan Komentar