Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Bandung - Para siswa SMA/SMK/SLB dan sederajat di Provinsi Jawa Barat akan menerima bantuan sebesar Rp 700.000 dan Rp 1,2 juta per bulan mulai semester II tahun 2020.
Bantuan sebesar Rp 700.000 diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK/SLB dan sederajat swasta. Sedangkan bantuan sebesar Rp 1,2 juta per bulan dikhususkan bagi siswa SMA/SMK/SLB dan sederajat negeri.
"Bantuan ini akan dialokasikan untuk SPP gratis. Nilainya Rp 1,2 juta untuk tiap siswa di sekolah negeri dan Rp 700.000 untuk siswa di sekolah swasta," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi di Bandung, Jumat, 27 November 2020, melansir dari laman Sindonews.
Baca juga: Tahun Depan Kalsel Tetap Utamakan Belajar Daring
Dedi menjelaskan, pihaknya mengalokasikan dana hingga Rp 2,2 triliun untuk membiayai program tersebut dengan rincian Rp 1,8 triliun untuk sekolah negeri dan Rp800 miliar untuk sekolah swasta.
"Saat ini, jumlah siswa SMA/SMK/SLB dan sederajat di Jabar mencapai 1,8 juta orang," ujarnya.
Dedi menjelakan, nilai bantuan tersebut berbeda untuk siswa sekolah negeri dan swasta. Dia menjelaskan, perbedaan nilai bantuan disebabkan terbatasnya pendapatan Pemprov Jabar akibat pandemi Covid-19.
"Inilah yang kemarin kita perjuangkan, BPMU (bantuan pendidikan menengah universal) naik. Namun, karena pandemi, Jabar kehilangan PAD (pendapatan asli daerah) hingga Rp 6 triliun. Kalau dilihat dari kesesuaian memang masih dirasa kurang tapi kalau dibanding provinsi lain kita unggul," ujarnya.
Baca juga: Aceh Masih Kekurangan Guru, Kemenag: Manfaatkan Tenaga Honorer
Secara teknis, Dedi melanjutkan, dana bantuan akan dikelola oleh tiap cabang dinas pendidikan. Hal sama juga berlaku untuk sekolah swasta.
"Pengelolaan didesentralisasikan di cabang dinas dan transfer dana langsung ke sekolah. Jadi, cabang dinas bisa mengelola anggaran ratusan miliar," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jabar Oleh Soleh menjelaskan, perbedaan nilai bantuan dilatarbelakangi kondisi asumsi APBD Jabar yang masih belum solid akibat pandemi Covid-19.
Namun, kata Oleh, jika ekonomi membaik, tidak menutup kemungkinan nilai bantuan akan sama, bahkan naik.
"Karena asumsi APBD kita masih belum pas akibat pandemi. Mudah-mudahan ke depan ekonomi membaik, mungkin di tahun 2022 tak ada lagi perbedaan," ujar Oleh.
Baca juga: Tangsel Belum Siap Belajar Tatap Muka
Oleh memastikan, pihaknya akan mengawal program yang telah disahkan pada Senin (23/11), agar bantuan bisa dirasakan langsung oleh para orang tua siswa SMA/SMK/SLB sederajat di Jabar.
"Kami berharap, dengan adanya program ini, tingkat pendidikan di Jabar semakin meningkat sekaligus memberi semangat kepada para orang tua dan siswa setelah lama tak belajar tatap muka sekaligus mengingatkan orang tua bahwa tidak ada alasan untuk menyekolahkan anaknya ke tingkat SMA," ujarnya.
Tinggalkan Komentar