Ilustrasi kerukunan umat beragama, Ilus: kemenag.go.id
Wakil Gubernur Jawa Tengah Yaj Yasin Maimoen mengapresiasi sekolah-sekolah yang berkomitmen menjunjung keberagaman dan Bhinneka Tunggal Ika dalam mendidik para siswanya.
"Kita boleh berbeda karena perbedaan itu rahmat dari Allah SWT, tapi perbedaan itu harus dalam kerangka tunggal ika dan masyarakat harus teguh bersatu untuk menjamin tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Maimoen di Semarang, Selasa, 8 Januari 2019.
Gus Yasin, panggilan akrab Wagub, menjelaskan upaya untuk menjunjung persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dapat diteladani dari kisah Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, nabi berjuang mempersatukan dan membangun kerukunan di negara Arab, meski penduduknya memeluk keyakinan berbeda.
Tanggung jawab besar yang diemban setiap institusi pendidikan saat ini, kata Gus Yasin, yakni menanamkan budi pekerti kepada anak didiknya. Putra ulama Kiai Haji Maimoen Zubair itu menginginkan agar para pelajar memahami tata krama dan menghormati orang di sekelilingnya. Hal itu, menurutnya dapat dipelajari dengan memahami bahasa Jawa.
"Saya beberapa kali berinteraksi dengan orang barat maupun orang timur. Saya mempelajari bahasa Inggris dan bahasa Arab, tapi saya belum bisa menemukan pendidikan karakter yang kuat di dalam bahasa, kecuali bahasa Jawa. Bahasa Jawa sangat santun karena mengajarkan tata krama saat kita bertutur kata dengan orang tua," ujarnya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Yaj Yasin Maimoen, Foto: twitter gusyasinmaimoen
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu juga ingin para pelajar menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa sosial.
"Di dunia pendidikan yang mengedepankan akhlak atau karakter, kita harus menanamkan jiwa sosial. Contohnya dengan menyayangi anak-anak yang membutuhkan, seperti anak yatim yang tidak lagi memiliki orang tua, ini memberikan pelajaran kepada anak-anak kita untuk menumbuhkan jiwa sosial mereka," ujarnya.
Tinggalkan Komentar