Cari

Kemendikdasmen Lakukan Monitoring dan Survei Nasional Pemanfaatan IFP, Petakan Kesiapan Digitalisasi dan Kendala Guru Gunakan Papan Interaktif Digital



Ditjen PAUD Dikdasmen Lakukan Monitoring dan Survei Nasional Pemanfaatan IFP, Petakan Kesiapan Digitalisasi dan Kendala Guru Gunakan Papan Interaktif Digital 

Schoolmedia Jakarta – Direktorat Jenderal  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikdasmen melakukan monitoring dan meluncurkan instrumen survei nasional secara komprehensif untuk memetakan secara akurat pemanfaatan, kesiapan, penggunaan fitur rumah pendidikan serta kebutuhan satuan PAUD terkait Bantuan Digitalisasi Pembelajaran, khususnya implementasi perangkat Interactive Flat Panel (IFP) atau Papan Interaktif Digital. Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk memastikan bantuan teknologi tersebut benar-benar selaras dengan tujuan peningkatan mutu pembelajaran di tingkat PAUD.

Survei yang ditujukan kepada Kepala Sekolah dan guru di seluruh satuan PAUD (KB dan TK) baik negeri maupun swasta ini, mendesak responden untuk memberikan data yang jujur dan sesuai kondisi nyata di lapangan. Data yang terkumpul akan menjadi fondasi penting bagi Direktorat PAUD dalam perencanaan tindak lanjut dan penguatan program pemanfaatan perangkat IFP di masa mendatang.

Fokus Manfaat dan Tantangan Lapangan

Instrumen survei menyoroti secara tajam aspek manfaat dan tantangan yang dihadapi guru dan anak-anak. Beberapa poin kunci yang diselidiki meliputi:

Manfaat Pembelajaran: Mengidentifikasi manfaat utama IFP yang dirasakan guru, seperti penyajian materi visual yang lebih menarik, kemudahan menampilkan gambar/video, hingga pemanfaatan sebagai variasi digital dan pemantik pembelajaran.

Dampak pada Anak: Memetakan manfaat fitur sentuh IFP bagi anak, termasuk peningkatan koordinasi mata-tangan, keterlibatan aktif, dan dukungan terhadap permainan edukatif berbasis visual.

Kendala Teknis dan Kesiapan Guru: Pertanyaan mendalam diajukan mengenai hambatan teknis yang sering dialami (fitur sentuh tidak responsif, aplikasi butuh internet kuat) dan hambatan terkait kesiapan guru (keterbatasan pelatihan, ketidakfamiliaritas dengan fitur whiteboard digital).

 Pengelolaan Risiko dan Strategi: Satuan PAUD diminta memaparkan upaya yang sudah dilakukan setelah menerima bantuan, termasuk menyusun SOP, membuat jadwal, serta strategi aman penggunaan IFP, seperti membatasi durasi dan menjaga jarak anak dari layar.

Pengimbasan dan Dukungan Digital: Survei juga mengukur seberapa jauh kegiatan pengimbasan (membagikan materi, demo, latihan fitur dasar) telah dilakukan guru pasca-bimtek, serta kendala yang muncul dalam proses tersebut. Selain itu, pemanfaatan layanan digital lain seperti “Ruang Murid” (Buku Bacaan Digital, Album Lagu Anak) juga turut dipetakan.

Melalui instrumen ini, Direktorat PAUD berambisi untuk memperoleh gambaran utuh mulai dari aspek operasional, pedagogis, hingga kesiapan sumber daya manusia di lapangan.

 "Data yang Bapak/Ibu berikan akan menjadi dasar penting dalam proses pemetaan kondisi satuan pendidikan, perencanaan tindak lanjut, serta penguatan program pemanfaatan perangkat IFP agar selaras dengan tujuan peningkatan mutu pembelajaran di PAUD," demikian keterangan dalam surat pengantar survei tersebut.

Langkah ini menunjukkan keseriusan Direktorat PAUD dalam mengawal program digitalisasi agar tidak hanya berhenti pada penyerahan perangkat, namun berlanjut pada pemanfaatan yang efektif dan optimal demi penguatan kualitas layanan pendidikan anak usia dini secara nasional.

Penulis : Eko B Harsono 



Artikel Selanjutnya
94.000 Kepala Sekolah Diminta Ikut Survei Akhir Tahun Penguatan Karakter
Artikel Sebelumnya
Pemerintah Kirim Bantuan Darurat Telah Tiba

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar